Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tim Gabungan BKSDA Temukan Sarang Beruang di Kebun Karet

Tim gabungan BKSDA Sumsel bersama kepolisian dan perangkat desa saat mencari jejak beruang. (Dok. Istimewa)
Tim gabungan BKSDA Sumsel bersama kepolisian dan perangkat desa saat mencari jejak beruang. (Dok. Istimewa)
Intinya sih...
  • Tim BKSDA menemukan sarang beruang di kebun karet, dekat lokasi serangan warga
  • Sarang berada di atas pohon, mungkin karena beruang sedang beranak dan aktif malam hari
  • Satu warga kritis usai diserang beruang saat menyadap karet di kebunnya
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Musi Rawas, IDN Times - Tim gabungan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) sudah datang ke kebun karet Desa Ciptodadi 2 Kecamatan Sukakarya Kabupaten Musi Rawas. Itu merupakan lokasi warga diserang beruang.

Tim BKSDA ke lokasi bersama petugas Kapolsek Jayaloka, Danramil 406-07, Camat Sukakarya, Kades Ciptodadi II, Kades Bangun Rejo dan Kades Air Beliti dan warga. datang ke lokasi melakukan identifikasi bersama-sama pada Jumat (8/8/2025). Dalam identifikasi tersebut, mereka menemukan jejak maupun sarang beruang di kebun karet, tak jauh dari lokasi warga diserang beruang pada Rabu (6/8/2025) lalu.

1. Posisi sarang di atas pohon, tidak jauh dari lokasi kejadian

Tim gabungan BKSDA Sumsel bersama kepolisian dan perangkat desa saat mencari jejak beruang. (Dok. Istimewa)
Tim gabungan BKSDA Sumsel bersama kepolisian dan perangkat desa saat mencari jejak beruang. (Dok. Istimewa)

Kepala Resort BKSDA Sumsel, Risun menjelaskan, sejumlah bukti keberadaan beruang tersebut yakni dua sarang beruang di atas pohon karet, jejak cakaran pada batang pohon serta kotoran atau tinja beruang yang masih baru.

"Posisi sarang di atas pohon, lokasinya tidak jauh dari lokasi kejadian kedua. Mungkin jaraknya hanya sekitar 25-30 meter. Saat penelusuran, tim tidak menemukan adanya beruang," ujarnya.

2. Kemungkinan beruang sedang beranak dan berpindah-pindah

Tim gabungan BKSDA Sumsel bersama kepolisian dan perangkat desa saat mencari jejak beruang. (Dok. Istimewa)
Tim gabungan BKSDA Sumsel bersama kepolisian dan perangkat desa saat mencari jejak beruang. (Dok. Istimewa)

Upaya pencarian dilakukan di sekitar lokasi kejadian. Masyarakat yang ikut juga menyebar. Lantaran beruangnya tak ditemukan, kemudian tim dari BKSDA pun kembali.

"Hanya saja nantinya jika beruang tersebut kembali terlihat, maka tim BKSDA akan kembali dengan membawa perangkap," jelas Risun.

Menurutnya, beruang merupakan hewan nokturnal yang aktif di malam hari dan cenderung berpindah-pindah. Maka itu Risun menekankan agar masyarakat yang ke kebun berhati-hati dan tidak sendirian.

"Keberadaan sarang menunjukkan kemungkinan beruang sedang beranak, sehingga lebih agresif dan sensitif terhadap gangguan," jelasnya.

3. Satu warga kritis usai diserang beruang saat berada di kebun

Korban serangan beruang di Musi Rawas saat mendapatkan perawatan. (Dok. Polres Musi Rawas)
Korban serangan beruang di Musi Rawas saat mendapatkan perawatan. (Dok. Polres Musi Rawas)

Kapolres Musi Rawas AKBP Agung Adhitya Prananta mengatakan, tim ke lokasi untuk mengantisipasi sekaligus mengetahui ruang jejak serta lokasi persembunyian beruang di lokasi tersebut. Kegiatan ini merupakan respons atas insiden penyerangan terhadap warga oleh beruang yang terjadi beberapa hari lalu di sekitar wilayah tersebut.

"Kami mengimbau seluruh masyarakat khususnya di wilayah Kecamatan Sukakarya, dan Kabupaten Mura, untuk tidak melakukan aktifitas sementara dulu di dalam hutan, karena masih adanya ancaman beruang ataupun binatang buas lainnya," tegas Kapolres.

Diketahui, petani di Musi Rawas bernama Pujianto (37) kritis usai diserang seekor beruang saat sedang menyadap karet di kebunnya. Korban pun harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.

Kejadian tersebut terjadi di Dusun 2, Desa Ciptodadi 2, Kecamatan Sukakarya, Musi Rawas, Sumatera Selatan, Rabu (6/8/2025) sekitar pukul 09.00 WIB. Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka parah di bagian kepala, dada, tangan, punggung, kaki, dan perut sehingga harus dirawat di Rumah Sakit Sobirin Muara Beliti.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us

Latest News Sumatera Selatan

See More

Harga Emas Palembang Sumbang Inflasi September hingga 1,06 Persen

01 Okt 2025, 20:04 WIBNews