MBG Disetop Sementara, Disdik Palembang: PR Bersama untuk Diperbaiki
- Kepala Disdik Palembang merespons penyetopan sementara program MBG usai dugaan keracunan makanan di SD Negeri 178 Kawasan Kalidoni.
- Penyetopan dilakukan untuk mencegah hal negatif di masyarakat dan mengurangi efek buruk terhadap kesehatan anak yang mengonsumsi menu MBG.
- Evaluasi dan pengawasan terhadap penyedia dapur MBG dilakukan untuk meredam risiko lapangan, serta pemkot melakukan uji klinis terhadap sampel makanan dari SPPG.
Palembang, IDN Times - Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang Affan Prapanca merespons kebijakan penyetopan sementara program Makanan Bergizi Gratis (MBG), usai adanya dugaan keracunan makanan di SD Negeri 178 Kawasan Kalidoni.
Menurutnya, secara teknis penyetopan MBG sesaat di Palembang memang harus dilakukan. Hal ini untuk mencegah peristiwa negatif kembali terjadi di tengah masyarakat dan mengurangi efek buruk terhadap kesehatan anak yang mengonsumsi menu MBG.
1. Penyetopan MBG merupakan kepedulian pemerintah
Affan mengatakan, keputusan Wali Kota Palembang Ratu Dewa untuk melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap penyedia dapur MBG merupakan langkah positif, meredam berbagai risiko lapangan. Harapannya ke depan, lanjut Affan, semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program MBG bisa saling koordinasi dan sinergi.
"Bagaimana kepedulian pemerintah pusat (menghentikan sementara MBG), lalu diturunkan ke provinsi dan kabupaten kota, ini agar memberikan asupan tambahan gizi bagi anak-anak yang tepat," jelasnya.
2. Pemkot Palembang mengaku pelaksanaan MBG ada kekurangan
Sepakat untuk menyetop sementara penyaluran MBG di lokasi dapur bermasalah, Affan juga menyampaikan permohonan maaf karena di Palembang mengalami insiden buruk yang berdampak negatif bagi psikologis dan kesehatan anak.
"Program MBG ini baru berjalan dan tentu ada kekurangan dan kelalaian. Ini menjadi pekerjaan rumah bersama untuk sama-sama perbaiki," kata dia.
3. Sampel MBG sedang diperiksa Balai BPOM
Sementara kata Kepala Dinas Kesehatan Palembang Fenty Aprina, saat ini pemkot juga sudah melakukan uji klinis terhadap sampel makanan dari SPPG yang menyalurkan menu MBG ke SD N 178. Ia juga menyampaikan, setelah kejadian dugaan keracunan itu, puskesmas setempat rutin mengambil sampel makanan MBG tiap hari.
"Sudah dikirim (sampel) ke balai BPOM untuk tahu sebabnya. Nanti yang mengeluarkan hasil itu BPOM dari pemeriksaan kultur. Ini membutuhkan waktu 5-7 hari untuk mengetahui efeknya, kenapa siswa sakit," jelasnya.
