Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ratusan Warga Sumbar Korban Penipuan Loker, Pengamat: Literasi Kurang

Pengamat sosial UNP, Erianjoni (Foto: Antara)

Padang, IDN Times - Pengamat Sosial Universitas Negeri Padang (UNP), Erianjoni menyatakan, banyaknya korban penipuan berkedok lowongan pekerjaan mengatas namakan Basko City Mall terjadi karena kurangnya literasi masyarakat.

"Kalau saya lihat, ini terjadi karena kurangnya literasi masyarakat terhadap tindak kriminal yang kerap terjadi seperti penipuan tersebut," katanya saat dihubungi IDN Times pada Selasa (17/6/2025).

Ia mengungkapkan, para korban tidak memiliki literasi terhadap modus-modus kejahatan yang dilakukan secara online maupun secara langsung.

1. Banyaknya kejahatan penipuan harus jadi pelajaran

Selvi salah seorang korban dugaan penipuan lapangan pekerjaan di Basko City Mall (Foto: Istimewa)

Erianjoni mengungkapkan, masyarakat harus menjadikan tindakan kriminal yang kerap terjadi sebagai pelajaran agar tidak menjadi korban selanjutnya.

"Kejadian yang seperti ini kan sudah pernah terjadi juga sebelumnya. Masyarakat harus lebih berhati-hati dengan modus-modus tindakan penipuan seperti ini," katanya.

Menurutnya, masyarakat juga harus meningkatkan kewaspadaannya untuk mempercayai orang yang mengiming-imingi bisa memberikan pekerjaan dengan mudah seperti yang telah terjadi tersebut.

2. Budaya instan menjadi penyebab

Pengamat sosial UNP, Erianjoni (Foto: Antara)

Selain kurangnya literasi, menurut Erianjoni, budaya instan yang sering digunakan oleh masyarakat menjadi sebuah peluang bagi orang lain untuk melakukan tindak kejahatan.

"Kan banyak masyarakat kita yang ingin cepat saja seperti bisa mendapatkan pekerjaan dan harus membayar sekian seperti kejadian kemarin itu," katanya.

Menurutnya, hal tersebut harus diminimalisasi oleh masyarakat. Masyarakat harus memahami bahwa untuk mendapatkan pekerjaan harus memenuhi persyaratan dan ketentuan dari perusahaan tersebut.

3. Putus asa karena menganggur

Salah seorang korban penipuan, Afdal Kurniawan (Foto: Istimewa)

Selain itu, Erianjoni berpendapat, para korban penipuan berkedok lowongan pekerjaan tersebut terjadi karena para pencari kerja tersebut sudah putus asa.

"Mereka mungkin putus asa karena dicap sebagai pengangguran di lingkungan sosialnya, sehingga mereka mudah untuk percaya terhadap orang yang menggunakan peluang itu untuk kejahatan," katanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us