Menyingkap Fakta di Balik Sepi Pendaftar Siswa Baru SDN 137 Palembang

- SD N 137 Palembang sepi peminat dengan hanya 10 siswa baru mendaftar, termasuk pendaftaran langsung ke sekolah.
- Lokasi sekolah berdekatan dengan sekolah lain yang lebih besar dan memiliki fasilitas banyak, serta dominan dihuni oleh orangtua tanpa anak usia sekolah dasar.
- Kepala Dinas Pendidikan Adrianus Amri menyarankan evaluasi tempat tinggal usia belajar di lingkungan bangunan pendidikan dan mengizinkan pendaftaran tanpa harus lewat online.
Palembang, IDN Times - Bising suara kendaraan melintas di jalan tak sebanding dengan suasana sepi di Sekolah Dasar (SD) Negeri 137 Palembang. Bunyi klakson roda dua dan empat di depan gerbang sekolah itu, tak mendukung situasi senyap dalam bangunan pendidikan seluas 2 hektare tersebut.
Hanya ada dua orang guru yang menjaga di depan pintu masuk sekolah, tanpa ada aktivitas keluar masuk siswa yang ingin mendaftar belajar di sana. Informasinya, sekolah itu jadi salah satu sekolah yang kurang peminat. Padahal lokasi di sana, berdekatan dengan rumah warga dan termasuk di kawasan pusat kota.
1. Letak SD Negeri 137 Palembang dekat dengan pusat pemerintahan

Berada di Jalan Kapten Cek Syeh, SDN 137 Palembang terletak tak jauh dari Kantor Wali Kota. Jika dilihat dari jarak tempuh, rute sekolah ke kantor pemerintahan hanya sekitar 6 menit menggunakan motor dengan panjang jalan sekitar 1,3 kilometer.
"Ada perlu apa?," kata salah satu guru sekolah, Maiyani.
Setiba di depan gerbang, IDN Times mencoba mencari informasi mengenai penyebab sekolah tersebut sepi peminat. Namun kata guru itu, dirinya tak memiliki kewenangan untuk bicara. Dia menyarankan agar langsung komunikasi dengan kepala sekolah.
"Silakan masuk dulu, liat ke dalam, ke ruang kantor," timpalnya.
Masuk menuju ruang kantor, terlihat di sana kosong dan terkunci. Berdasarkan kabar yang didapat, ternyata kepala sekolah sedang berada di luar kota. Maklum, Senin (23/6/2025) tadi memang sudah jadwal libur sekolah pergantian tahun ajaran baru.
2. Ruang kelas SD Negeri 137 Palembang merupakan cagar budaya

Pantauan IDN Times di lokasi, terlihat bangunan gedung memang sudah tua. Cat dinding pun tampak pudar. Bahkan, ruang-ruang kelas pun masih menggunakan kursi kayu gaya bingen. Belum lagi pintu masuk kelas berupa papan kayu tipis. Lapisan semen lapangan untuk upacara pun tak lagi berwarna terang. Retakan pijakan di halaman depan kelas mulai bergelombang.
Lemari-lemari kaca yang menyimpan berbagai piala juara siswa terlihat seperti tak diurus. Kemudian di papan pengumuman, masih ada siswa yang belajar dengan kurikulum K13, padahal saat ini sekolah sudah harus menerapkan kurikulum merdeka. Namun yang istimewa di sekolah itu, ruang kelas 4-6 masih mempertahankan bangunan kayu yang disusun rapi. Ternyata, ruang itu adalah cagar budaya yang dipertahankan pemerintah kota. Bangunan tersebut belum direnovasi sejak pertama berdiri.
Sekitar pukul 10:00 WIB, beberapa kali ada wali murid yang bertemu kedua guru di sana. Tetapi, tujuan mereka bukan untuk mendaftar. Melainkan memberikan dokumen dan berkas anaknya yang sudah jadi alumni. Tampak tak lagi sibuk menyambut wali murid, IDN Times memastikan kepada guru tersebut soal info siswa yang sedikit mendaftar di sana. Namun, lagi-lagi ibu itu menyarankan untuk bicara dengan pemimpin sekolah.
"Kalau mau tanya soal pendaftaran langsung sama kepala sekolah," tegas Maiyani.
3. SD Negeri 137 Palembang sulit mendapatkan siswa baru untuk satu kelas

Tak menerima data langsung dari sekolah, IDN Times berupaya menghubungi Kepala Sekolah SD N 137 Palembang, Emi Rosmita melalui telepon seluler. Melalui komunikasi Whatsapp, dia mengaku jumlah siswa yang mendaftar baru 10 orang. Jumlah itu pun termasuk pendaftaran langsung ke sekolah, bukan melalui online di situs yang disediakan dinas pendidikan.
"Termasuk yang manual. Karena masalahnya, banyak orang tua yang daftar di sini, tidak bisa online dan tidak ada HP. Kalau ada juga ke sekolah minta untuk dibimbing," jelas Emi.
Melihat situasi di lapangan, wajar jika SD N 137 Palembang sepi peminat. Selain lokasi sekolah berdekatan dengan sekolah lain yang lebih besar serta memiliki fasilitas banyak, warga sekitar sana dominan orang tua dan sudah tidak memiliki anak berusia sekolah dasar lagi.
"Banyak orang tua (warga setempat) dan lihat sendiri bagaimana kondisi sekolah kita. Ada bangunan cagar budaya yang tidak boleh direnovasi, walaupun masih layak. Kemudian bangunan dua lantai, bisa dilihat fasilitas seadanya," ungkapnya detil lewat telepon.
Emi mengaku, sebenarnya jika mendapatkan siswa banyak mereka bisa membuka tiga kelas di tahun ajaran 2025/2026, dengan jumlah siswa sekelas sekitar 18-20 orang. Namun melihat kondisi saat ini, dia ragu bisa mencapai target. Karena katanya, pendaftaran online sudah ditutup.
"Satu kelas saja sepertinya sulit. Tapi kita tetap berusaha untuk yang ingin mendaftar bisa langsung ke sekolah," kata dia.
4. Kepala sekolah SD N 137 Palembang harap bantuan dari dinas pendidikan

Apalagi lanjutnya, melihat jumlah siswa pendaftar di tahun lalu, hanya ada 19 orang yang memilih sekolah di SD N 137 Palembang.
"Itupun (siswa) dapetnya bukan dari lokasi terdekat. Wilayahnya jauh-jauh. Untuk tahun ini yang lulus kelas 6 hanya 29 orang," jelasnya.
Emi berharap dari Dinas Pendidikan bisa memberi solusi. Termasuk membantu fasilitas sekolah agar bangunan di sana tampak lebih menarik. Sebab katanya, lebih banyak anak usia produktif dengan penghasilan orangtua yang pas memilih belajar di SD N 37 Palembang ketimbang yang memang ingin belajar sengaja memutuskan sekolah di sana.
"Harapannya sekarang, kalau bisa anak tetap bisa bersekolah jangan sampai putus pendidikan," kata dia.
Sementara menurut keterangan Kepala Dinas Pendidikan Adrianus Amri, solusi agar sekolah itu tetap bisa mengajar siswa baru adalah dengan evaluasi tempat tinggal usia belajar di lingkungan bangunan pendidikan tersebut dan mengizinkan sekolah untuk menerima pendaftaran tanpa harus lewat online.
"Kami akan evaluasi terkait penyebab sedikitnya pendaftar di sekolah, dan kami tetap menerima pendaftaran bagi sekolah yang belum memenuhi kuota," jelasnya.
Amri pun mengaku, sebab utama SD Negeri 137 Palembang sepi peminat siswa baru karena lokasi sekolah di sana sangat berdekatan dan mayoritas orang tua mampu memilih sekolah swasta bagi anak-anak mereka karena berbagai alasan.
"SD (lokasi) di sana banyak, ada beberapa sekolah, negeri dan swasta," ujarnya.
Berdasarkan pantauan, dalam satu wilayah di Jalan Kapten Cek Syeh alamat SD Negeri 137 Palembang, memang banyak sekolah tingkat dasar berdiri. Berjarak rapat hanya 1-2 meter sudah tersedia 3-4 sekolah negeri dan swasta di kawasan tersebut.