Karnaval Kota Tua, Padang Menuju Kota Gastronomi

- Para peserta karnaval menggunakan pakaian adat Minangkabau dan fashion menarik, disertai sorak sorai kegembiraan di Kota Tua.
- Keberagaman budaya terlihat dari partisipasi warga Tionghoa dan India dalam karnaval, menunjukkan kesatuan masyarakat Padang.
- Karnaval diharapkan dapat mendorong Padang menjadi Kota Gastronomi melalui penilaian Unesco karena kuliner dan kebudayaan yang ada.
Padang, IDN Times - Suara talempong dan gandang tasa menggema di sepanjang jalan Kota Tua, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang. Ribuan siswa dan warga Kota Padang sudah berdandan untuk mengikuti pagelaran Padang Karnaval, Kamis (7/8/2025).
Berbagai pakaian adat dan bahkan fashion yang menarik digunakan oleh para peserta karnaval tersebut untuk merayakan Hari Jadi Kota (HJK) Padang ke-356.
1. Gunakan pakaian adat Minangkabau

Dari pantauan IDN Times, para peserta karnaval ada yang menggunakan pakaian adat dan pakaian lainnya dalam mengikuti karnaval tersebut. Seluruh siswa setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) berjalan menggunakan pakaian adat Minangkabau diiringi bunyi talempong dan gendang tasa.
Sorak sorai kegembiraan menggema di setiap sudut Kota Tua yang menjadi jalur pelaksanaan karnaval tersebut. Sementara, warga yang melewati jalur itu juga ikut menyaksikannya.
2. Keberagaman di karnaval

Tidak hanya warga Minang saja. Warga Tionghoa dan warga keturunan India juga ikut menyemarakkan karnaval tersebut dengan pertunjukan budaya masing-masing. Peserta keturunan Tionghoa memperagakan kebudayaan barongsai dan juga tarian naga yang dipertunjukkan sepanjang pergelaran karnaval.
Keberagaman di Kota Padang terlihat sangat kompak pada karnaval itu yang diikuti oleh seluruh kalangan masyarakat tanpa memperdulikan ras ataupun agama.
3. Dorong Kota Padang menuju Gastronomi

Wali Kota Padang, Fadli Amran mengatakan, karnaval yang dilaksanakan tersebut bisa mendorong Kota Padang untuk menjadi Kota Gastronomi. "Kita berharap nantinya kegiatan ini akan bisa mendorong untuk menjadi Kota Gastronomi yang akan ditentukan benerapa tahun lagi," katanya.
Karena, penilaian Kota Gastronomi tersebut menurutnya berkaitan dengan kuliner dan kebudayaan yang ada di setiap Kota yang masuk dalam penilaian Unesco.