Jarang Tersentuh Petugas, Sampah Warga Seberang Ulu Tak Terkendali
Palembang, IDN Times - Kota Palembang masih belum terbebas dari persoalan sampah, terlebih pada sampah plastik. Padahal Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang gencar melakukan program kebersihan, salah satunya tempat pengelolaan sampah (TPS) terpadu.
Seperti di kawasan Jalan KH Azhari, Kelurahan 5 Ulu Kedukan Laut, yang sempat terpantau IDN Times, Jumat (19/7). Masih banyak warga yang mengeluhkan banyaknya tumpukan sampah yang jarang terjamah petugas.
"Kami sengaja menumpuk sampah di sini (tempat sampah), agar dilihat petugas kebersihan. Karena selama ini jarang diangkut oleh petugas, apa karena berada di lorong. Tapikan seharusnya mereka tahuada sampah menggunung dan bertumpuk," keluh Intan Pandini, warga yang bermukim di Jalan KH Azhari.
1. Tidak ada tempat pembuangan sampah khusus
Pantauan IDN Times, di kawasan Kecamatan Kertapati ini memang masih banyak sampah warga yang berserakan di sekitar pemukiman mereka. Mulai dari sisi rumah bahkan area lorong. Posisi rumah warga yang berdempetan, membuat sampah yang terbiasa dibuang menciptakan kekumuhan.
Kembali diungkapkan Intan, walaupun sampah tersebut berasal dari warga setempat, tapi yang disayangkan itu tidak adanya Tempat Pembuangan Sampah (TPS) khusus bagi warga yang ingin pengumpulkan sampah.
"Ya sampah dari rumah tangga itu pasti ada, tapi kan kita berharap ada tempat khusus dan ada petugas yang mengambilnya. Setiap harinya seperti ini, jadi wajar kalau lingkungan sekitar menimbulkan aroma tidak sedap," ungkapnya.
2. DLHK Palembang atur jam pembuangan sampah
Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Palembang, Alex Fernandius menerangkan, bahwa volume sampah di Kota Palembang bisa mencapai 1.000 ton per hari. Dengan keterbatasan petugas dan sarana prasarana kebersihan, maka pihaknya mengatur jam pembuangan sampah.
"Ada prosesnya dan sudah berkoordinasi bersama camat dan lurah untuk mengatur jam pembuangan sampah ke tempat pembuangan sampah. Nanti dengan diberlakukannya jam, semoga dapat membantu," terangnya.
3. DLHK segera tambahan alat pengangkut sampah
Selain memberlakukan waktu pengambilan dan pembuangan sampah, Alex melanjutkan, pihaknya akan menambah alat pengangkut sampah.
"Sampah yang ada di pemukiman warga ini dapat dibuang secara bertahap, itu karena untuk mengantisipasi penumpukan yang terjadi di TPA Sukawinatan dan Karya Jaya. Saat ini kita telah menganggarkan untuk penambahan personel dan mobil pengangkut sampah, terutama ekskavator yang hanya beroperasi 2 unit, idealnya minimal 10 unit," jelasnya.
4. Bertanggung jawab melaksanakan tugas sebagai pemerintah
Alex mengungkapkan, memang sudah menjadi kewajiban pihaknya untuk mengerjakan keluhan masyarakat. Hanya saja, untuk pengelolaan dan pengurusan sampah diPalembang ini tidak bisa dilakukan dengan sekejap. Apalagi dengan sumber daya manusia terbatas (SDM).
"Sampah ini kan masalah semua orang, tidak hanya pemerintah. Kami (petugas) mengurus sampah dan terbagi-bagi. Misal untuk siring sungai diurus PU. Kemudian sampah di lokasi publik, urusan pertamanan dan perkotaan, di luar dari itu baru urusan kami," tandasnya.