Hadapi Ancaman Bencana Alam, Pemprov Sumsel Siagakan Jembatan Bailey

- Jembatan Bailey sebagai opsi darurat
- Dinas PUBM Sumsel siaga di titik rawan bencana
- Persiapan infrastruktur untuk Nataru sudah 90% selesai
Palembang, IDN Times - Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) menyiapkan empat unit jembatan bailey untuk penanganan darurat jembatan atau jalan putus di wilayah Bumi Sriwijaya. Dari jumlah tersebut, dua jembatan telah terpasang dan difungsikan untuk mengatasi jembatan putus di Kabupaten Empat Lawang dan Kota Prabumulih beberapa waktu lalu.
Berdasar arahan Gubernur Sumsel Herman Deru, jembatan bailey disiapkan sebagai penanganan cepat jika suatu waktu terjadi bencana di Sumsel. Pemasangan jembatan tersebut dilakukan hanya dilakukan saat kondisi darurat.
"Begitu ada perintah, langsung kita siapkan jembatan Bailey dan dilakukan pemasangan," ungkap Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (PUBM) Sumsel, Affandi, Senin (22/12/2025).
1. Jembatan bailey jadi opsi terakhir

Affandi menerangkan, penggunaan jembatan bailey merupakan opsi yang dipilih untuk penanganan perbaikan sementara waktu. Hal ini dilakukan agar akses yang menghubungkan titik strategis di satu wilayah tidak terputus.
Dirinya berharap, jembatan bailey tak ada bencana yang membuat jembatan bailey harus digunakan.
"Kami tidak menyarankan jembatan bailey ini digunakan, karena kalau digunakan berarti ada bencana. Tapi namanya bencana, kita tidak pernah tahu, sehingga tetap harus disiapkan," jelas dia.
2. Petakan wilayah rawan butuh penanganan cepat

Selain menyiapkan jembatan Bailey, Dinas PUBM Sumsel terus melakukan siaga disejumlah infrastruktur jalan dan jembatan di Sumsel guna mengantisipasi hal yang tak diinginkan. Sejumlah titik rawan longsor menjadi perhatian dengan menyiapkan alat berat agar penanganan bencana dapat dilakukan secara cepat.
"Kami tetap melakukan pantauan, terutama untuk daerah rawan bencana. Alat berat sudah disiapkan di setiap UPTD untuk bergerak cepat jika terjadi longsor," jelas dia.
3. Pastikan jalan kabupaten dan kota bisa digunakan

Affandi memastikan, bahwa UPTD di kabupaten dan kota telah memahami ruas jalan yang mengalami kerusakan dan menjadi prioritas penanganan. Untuk itu, jelang Nataru semua kesiapan infrastruktur yang memerlukan perbaikan bersifat kontraktual sudah selesai dengan tingkat kesiapan 90 persen.
"Untuk persiapan Nataru kami sudah siap. Pekerjaan jalan hampir semuanya selesai dan pemantauan tetap dilakukan di masing-masing kabupaten," jelas dia.


















