Gunung Marapi Erupsi Beruntun, Ketinggian Kolom Abu 1.000 Meter

- Gunung Marapi di Sumatra Barat mengalami 11 letusan sepanjang Mei 2025, termasuk 2 letusan dalam waktu yang berdekatan.
- Letusan pertama terjadi pukul 09.47 dengan ketinggian kolom abu mencapai 1.000 meter, sementara letusan kedua terjadi pukul 09.54 dengan ketinggian kolom abu mencapai 600 meter.
- Masyarakat di sekitar gunung diminta untuk tidak memasuki wilayah radius 3 km dari pusat aktivitas kawah verbeek, serta mewaspadai potensi bahaya lahar atau banjir lahar.
Padang, IDN Times - Gunung Marapi di Sumatra Barat kembali mengalami erupsi, Sabtu (17/5/2025). Letusan tersebut terjadi dua kali dalam waktu berdekatan.
"Jarak waktu letusan yang terjadi tadi hanya sekitar 9 menit," kata Pengamat Gunung Api (PGA) Marapi, Ahmad Rifandi dalam keterangan resminya yang diterima IDN Times.
Ia mengungkapkan, letusan tersebut terjadi dengan ketinggian kolom abu yang berbeda. Dengan begitu, catatan erupsi Gunung Marapi semakin bertambah sepanjang Mei 2025.
1. Ketinggian abu erupsi Gunung Marapi

Ahmad menyatakan, letusan pertama terjadi sekitar pukul 09.47 WIB dengan ketinggian kolom abu mencapai 1.000 meter di atas permukaan kawah.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah utara dan timur laut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30.4 mm dan durasi sementara ini ± 51 detik," katanya.
Sementara, letusan kedua terjadi sekitar pukul 09.54 WIB dengan ketinggian kolom abu berada pada angka 600 meter di atas permukaan kawah.
"Untuk letusan kedua, terpantau kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 7.4 mm dan durasi ± 1 menit 15 detik," katanya.
2. Imbauan untuk masyarakat

Ahmad mengimbau agar masyarakat di sekitar Gunung Marapi, pendaki dan pengunjung wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 3 km dari pusat aktivitas kawah verbeek.
"Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah, bantaran atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar tetap mewaspadai potensi atau ancaman bahaya lahar atau banjir lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan," katanya.
Ia mengatakan, jika terjadi hujan abu maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA).
3. 11 kali letusan selama Mei 2025

Ahmad memgatakan, setelah terjadinya letusan tersebut kembali menambah catatan letusan yang terjadi sepanjang bulan Mei 2025.
"Tercatat, sejak tanggal 1 Mei 2025 hingga hari ini terjadi 11 kali letusan. Terbesar terjadi pada 14 Mei 2025 lalu dengan ketinggian 1.600 meter," katanya.
Selain letusan, Rifandi juga mencatat terjadinya hembusan sebanyak 550 kali sepanjang bulan Mei 2025 dengan berbagai ketinggian kolom abu.