Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

99 Persen Karhutla Terjadi karena Ulah Manusia, Sisanya Faktor Alam

(Tim Manggala Agni saat berupaya memadamkan api di desa Serdang kecamatan Pampangan OKI) IDN Times/istimewa
(Tim Manggala Agni saat berupaya memadamkan api di desa Serdang kecamatan Pampangan OKI) IDN Times/istimewa

Palembang, IDN Times - Pj Gubernur Sumatra Selatan (Sumsel), Agus Fatoni, menyebut ulah manusia menjadi penyebab kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Ia mengatakan ulah tangan manusia itu mendominasi 99 persen, sedangkan satu persen sisanya karena faktor alam.

"Teknik pembukaan lahan ini tidak tepat dan berlangsung berulang-ulang, bahkan membuat kondisi semakin parah," ungkap Agus, Rabu (12/10/2023).

1. Kerugian karena karhutla bisa mencapai triliunan

(Tim Manggala Agni saat berupaya memadamkan api di desa Serdang kecamatan Pampangan OKI) IDN Times/istimewa
(Tim Manggala Agni saat berupaya memadamkan api di desa Serdang kecamatan Pampangan OKI) IDN Times/istimewa

Dari data pada 2015 lalu ketika karhutla besar terjadi,  luas lahan yang terbakar mencapai 2,61 juta hektare (Ha). Kerugiannya ditaksir mencapai Rp221 triliun atau dua kali lipat dari biaya rekonstruksi Aceh pasca Tsunami. Dampak dari karhutla kata dia tidak hanya merugikan wilayah kebakaran, tapi juga daerah lain.

"Selain itu, pengelolaan infrastruktur air yang buruk ditambah lambatnya penanganan juga memicu kebakaran makin parah," jelas dia.

2. Investasi ikut terganggu karena karhutla

(Tim Manggala Agni saat berupaya memadamkan api di desa Serdang kecamatan Pampangan OKI) IDN Times/istimewa
(Tim Manggala Agni saat berupaya memadamkan api di desa Serdang kecamatan Pampangan OKI) IDN Times/istimewa

Agus menjelaskan, penanganan karhutla tak bisa dilakukan tanpa sinergi dari semua pihak. Apalagi kasus karhutla makin menjadi saat musim kemarau. Kasus kebakaran lahan disinyalir tidak akan baik bagi iklim investasi, kesehatan, maupun lingkungan.

"Dampaknya sangat luas, bahkan Palembang lebih parah kabut asapnya daripada OKI. Belum lagi banyaknya penderita ISPA dan penyakit lain, hubungan antarnegara bisa terganggu, kegiatan belajar, transportasi udara juga terganggu, belum lagi masalah pariwisata," jelas dia.

3. Penanganan karhutla harus dilakukan bersama-sama

Kondisi Karhutla di wilayah Sumsel (Dok: istimewa)
Kondisi Karhutla di wilayah Sumsel (Dok: istimewa)

Kepada para Kepala Desa, Agus mengimbau untuk merevisi APBDes-nya agar fokus pada penanganan karhutla. Terkait mengenai revisi anggaran. Dia menyebut sudah ada Permendagri yang mengatur revisi aturan tersebut.

"Ini yang harus kita garap bersama. Berakar dari masalah bersama, kemudian kita atur tata kelola penanganan secara dini karhutla," tutup dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deryardli Tiarhendi
Rangga Erfizal
Deryardli Tiarhendi
EditorDeryardli Tiarhendi
Follow Us