79 Persen Wilayah Sumsel Kemarau, BMKG Ingatkan Kenaikan Titik Panas

- Hujan di Sumsel sudah di bawah 50 milimeter
- Wilayah Ulu Musi Empat Lawang alami HTH 15 hari
- Imbau masyarakat tidak membakar lahan
Palembang, IDN Times - Stasiun Klimatologis Kelas 1 Sumatra Selatan (Sumsel) menyatakan, 79 persen wilayah Sumsel sudah berada pada fase kemarau. Kondisi tersebut dapat berakibat dengan meningkatkan titik panas dan risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Secara umum kondisi Hari Tanpa Hujan (HTH) terpantau berlangsung sangat pendek sekitar 1-5 hari. Namun seiring penurunan curah hujan, HTH diprediksi akan bertambah panjang," ungkap Kepala Stasiun Klimatologis Kelas 1 Sumsel, Wandayantolis, Senin (21/7/2025).
1. Hujan terpantau sudah berada di bawah 50 milimeter

Wandayantolis mengatakan, hingga dasarian I Juni 2025, sebanyak 11 dari 14 Zona Musim (ZOM) di Sumsel telah berada pada fase kemarau. Meski begitu, Sumsel juga berada pada fase kemarau basah yang mengakibatkan masih adanya hujan yang terjadi di beberapa wilayah.
"Saat ini hujan di Sumsel sudah berada di bawah 50 milimeter per dasarian," jelas dia.
2. Wilayah Ulu Musi Empat Lawang alami 15 hari tanpa hujan

Memasuki dasarian II Juli hanya sebagian kecil wilayah di OKU dan OKI yang masih memiliki curah hujan relatif tinggi. Sementara beberapa wilayah lainnya berada pada fase HTH cukup panjang dengan durasi mencapai 15 hari seperti Ulu Musi Empat Lawang.
"Kondisi penurunan curah hujan ini tentu meningkatkan potensi munculnya hotspot serta risiko kebakaran hutan dan lahan," jelas dia.
3. Imbau masyarakat tidak membakar lahan

Dirinya mengimbau masyarakat tidak membuka lahan dengan cara dibakar mengingat kebakaran lahan dapat meluas secara cepat saat musim kemarau. Dirinya pun meminta masyarakat menghemat penggunaan air.
"Kesadaran masyarakat menjadi kunci penting dalam upaya pencegahan karhutla, terutama di wilayah-wilayah yang rawan," jelas dia.