30 Provinsi Pastikan Ikut Fornas VI Sumsel 1-7 Juli Mendatang
Palembang, IDN Times - Menyambut Festival Olahraga Rekreasi Nasional (Fornas) VI di Kota Palembang pada 1-7 Juli 2022 mendatang, sejumlah daerah di Indonesia masih ada yang belum mengonfirmasi akan hadir dalam rangkaian kegiatan Pekan Olahraga Masyarakat Indonesia (PORMI).
Tercatat baru 30 provinsi yang akan berpartisipasi pada ajang olahraga rekreasi tersebut. Keempat daerah yang belum menyatakan hadir dalam Fornas adalah Papua, Maluku Utara, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Utara.
"Kami masih menunggu keempat provinsi ini hingga 18 Juni mendatang," ungkap Ketua Kormi Nasional, Hayono Isman, Senin (13/6/2022).
1. Tidak semua daerah berangkat dibiayai APBD
Saat memeriksa kesiapan tuan rumah Fornas, Hayono juga mengatakan jika tak semua kontingen daerah mendapat dukungan untuk berpartisipasi. Dari 30 provinsi yang dipastikan hadir, 57 persen di antaranya berangkat tanpa dibiayai Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
"Sebanyak 43 persen sisanya dibiayai APBD. Ini bentuk kecintaan mereka kepada olahraga. Bahkan mereka telah menabung sejak tahun lalu," beber dia.
2. Sebanyak 9.420 atlet akan tiba di Palembang awal Juli
Hayono menambahkan, Fornas VI mempertandingkan 56 cabang olahraga. Seperti paralayang, gobak sodor, senam poco-poco, hingga permainan tradisional lainnya. Legalitas Sumsel sebagai tuan rumah kegiatan olahraga internasional diharapkan bisa menyukseskan kejuaraan hingga makin dikenal oleh masyarakat luas.
"Diperkirakan ada 9.420 atlet yang akan berpartisipasi. Kita harap panitia dapat menyambut peserta dari berbagai provinsi," jelas dia.
3. Geliat hunian hotel dan restoran di Palembang
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumsel, Kurmin Halim mengatakan, Fornas dapat menggairahkan kembali usaha perhotelan dan restoran di Sumsel. Dua bulan sebelum kegiatan, beberapa peserta telah mencari penginapan untuk berpartisipasi dalam ajang tersebut.
"Kami berharap pelaksanaan Fornas ini bisa berjalan dengan baik. Sumsel sebagai tuan rumah bisa mendapatkan nilai-nilai positifnya. Kemudian kondisi perekonomian khususnya anggota PHRI yang selama ini mengalami kesulitan tingkat hunian, bisa meningkat lagi, minimal membuat gairah PHRI," tutup dia.