Kenaikan Harga Pangan Jadi Siklus Tahunan, Warga Diminta Tak Khawatir

Palembang, IDN Times - Dinas Perdagangan (Disdag) Palembang meminta warga tidak khawatir dengan kenaikan harga pangan di Pasar Tradisional jelang akhir tahun. Menurut Disdag Palembang, kenaikan kali ini sudah menjadi siklus tahunan.
"Harga pangan dan sembako sudah jadi siklus tahunan yang tidak bisa diredam. Tidak perlu khawatir, nanti harga-harga ini kembali normal setelah momen Nataru selesai," ujar Kepala Disdag Palembang, Raimon Lauri, Rabu (30/11/2022).
1. Minat konsumen tetap meski harga ayam potong dan telur ayam naik

Pantauan Disdag Palembang di sejumlah pasar tradisional, harga pangan yang dominan merangkak naik adalah daging ayam potong dan telur ayam ras.
"Ayam potong dan telur ayam paling banyak permintaannya, sehingga walaupun naik tidak memengaruhi penurunan pembeli," kata dia.
2. Harga telur ayam diprediksi naik hingga lebih dari Rp28 ribu per kilogram

Kenaikan harga ayam potong dan telur ayam di pasar tradisional mencapai 10-15 persen. Ayam potong sebelumnya dijual Rp26-27 ribu per kilogram, sekarang naik menjadi Rp30 ribu per kilogram.
"Kenaikan ini bisa terjadi hingga akhir tahun. Terutama untuk telur ayam bisa lebih dari Rp28 ribu per kilogram," jelasnya.
3. Kenaikan biaya pakan dan ongkos kirim pengaruhi harga pangan

Selain karena permintaan konsumen yang tinggi, kenaikan harga sejumlah komoditas turut dipengaruhi biaya ongkos kirim dan peningkatan harga pakan.
"Untuk ayam potong faktor harga jadi naik efek dari kenaikan harga pakan hewan yang sangat berpengaruh," timpal dia.
4. Disdag Palembang jamin stok bahan pangan tetap aman

Disdag Palembang menjamin kenaikan harga tersebut tidak akan berlangsung lama, dan harga sembako dapat kembali normal setelah momen Nataru.
"Kami juga berusaha menjamin agar pasokan tetap aman dan barang pokok selalu tersedia. Kalaupun stok kosong, barang bisa dikirim dari Banyuasin, Ogan Ilir, dan daerah lain," jelasnya.