Bisnis Komoditas Sumsel Dilirik Investor Asing, Sektor Tambang Menguat

- Realisasi investasi di Sumsel pada triwulan kedua tahun 2025 mencapai Rp12,67 triliun atau setara 62,09 persen dari target RPJMD.
- Investor asing memiliki peran vital dalam pertumbuhan ekonomi Sumsel, terutama dari sektor pertambangan, industri pengolahan, dan perdagangan besar.
- Pertumbuhan ekonomi Sumsel diperkirakan tumbuh di kisaran 4,8-5,6 persen hingga akhir 2025 dengan fokus pada investasi berkualitas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata.
Palembang, IDN Times - Kepala Bank Indonesia Kantor Wilayah Sumatra Selatan (BI Sumsel) Bambang Pramono memprediksi pada akhir 2025 hingga awal tahun depan, Sumsel jadi wilayah strategis untuk penanaman modal dari investor asing. Terlebih di tengah ketidakpastian ekonomi sekarang, Sumsel memiliki peluang besar pada sektor tambang.
"Investor asing mulai melirik (Sumsel) apalagi dilihat dari realisasi investasi pada triwulan kedua tahun ini, mayoritas investasi berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) dengan kontribusi mencapai 79 persen," jelasnya, Jumat (24/10/2025).
1. Singapura jadi negara mayoritas penanam modal di Sumsel

Secara statistik realisasi investasi di Sumsel per triwulan kedua tahun 2025, BI mencatat nilai investasi tembus Rp12,67 triliun atau setara 62,09 persen dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Capaian tersebut memperkuat bahwa Sumsel tetap jadi pilihan strategis investor di saat gejolak ekonomi dunia masih terasa.
"Singapura menjadi negara dengan porsi terbesar dalam investasi yang sebagian besar mengalir ke OKI (Kabupaten Ogan Komering Ilir) dan Palembang," kata dia.
2. BI Sumsel sebut inflasi tahun ini terjaga stabil

Menurut Bambang, investor memiliki peran vital dalam pertumbuhan ekonomi Sumsel. Sebab, investasi asing menjadi motor penggerak utama mendongkrak perputaran roda keuangan di daerah. Terutama dari sektor pertambangan, industri pengolahan, serta perdagangan besar hingga potensi ekonomi eceran yang juga berkontribusi signifikan.
Bukti nyata Sumsel masih jadi alternatif dalam pengembangan infrastruktur lanjutnya, bisa dilihat dari cara pemerintah daerah menjaga nilai inflasi. Tercatat inflasi Sumsel berada pada angka stabil senilai 3,44 persen secara year on year (yoy).
"Ini menunjukkan keseimbangan antara pertumbuhan dan kestabilan harga. Ekonomi Sumsel diperkirakan tumbuh di kisaran 4,8-5,6 persen hingga akhir 2025. Momentum seperti sekarang harus dijaga lewat sinergi pemerintah daerah, lembaga keuangan, dan pelaku usaha," jelasnya.
3. Pemprov Sumsel fokus penguatan hilirisasi sektor lokal

Tak hanya komitmen berbagai stakeholder untuk menjaga stabilitas ekonomi, tren pertumbuhan keuangan dalam skala positif pun harus didasarkan pada tonggak ekosistem ekonomi keberlanjutan. Harapannya, agar berimbas terhadap kesejahteraan rakyat.
Sementara kata Sekretaris Daerah Sumsel, Edward Candra, pertumbuhan ekonomi sementara di angka 5,42 persen (yoy) yang dilaporkan berdasarkan data triwulan II tahun 2025 jadi wujud konkret Sumsel mampu menjaga stabilitas ekonomi.
“Investasi berkualitas adalah kunci utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata. Hilirisasi industri serta penguatan sektor lokal akan menjadi fokus kami agar Sumsel mampu bersaing di tingkat nasional maupun global," kata dia.


















