Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Melihat Kesibukan Pembuat Jukung di Kampung Perahu Palembang

Kampung Perahu Palembang lokasi pembuatan jukung di Kawasan Ulu (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Palembang, IDN Times - Palu dan pahatan kayu tak lepas dari tangan Burhan. Kedua peralatan itu jadi amunisi menyelesaikan rakitan perahu yang telah dipesan konsumen. Siang dan malam Burhan tak henti menuntaskan rakitan kapal untuk memenuhi permintaan Darmawisata, sang pembeli perahu.

Burhan bersama kakak iparnya Dadang membuat perahu atau jukung itu untuk bertahan hidup. Mereka memang mendapatkan penghasilan dari Sungai Musi. "Kalau tidak ada Sungai Musi, tidak ada perahu, tidak ada penghasilan kami," kata Burhan sembari menyelesaikan rakitan.

1. Mayoritas warga di Seberang Ulu Palembang menjadi pembuat jukung

Kampung Perahu Palembang lokasi pembuatan jukung di Kawasan Ulu (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Sekitar dua minggu atau kira-kira 15 hari, mereka mampu membuat satu jukung. Pembuatan perahu di atas rumah apung Kawasan Tanjung Raja Kelurahan 2 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu (SU) 1 ini memang menjadi sumber uang bagi mayoritas penduduk.

Kawasan di sana terkenal dengan julukan Kampung Perahu karena lebih dari 50 persen Kepala Keluarga bekerja sebagai pembuat jukung. Selain jukung, ketek atau perahu kecil dan speedboat juga menjadi produk yang mereka jual per proyek atau unit.

"Saya buat perahu ketek dan jukung ini bersama kakak ipar dan usaha ini sudah turun-temurun dari bapak," jelas Burhan.

2. Jukung dibuat dari kayu meranti

Jembatan Ampera (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Perahu yang sedang dibuat Burhan berukuran sepanjang 11 meter dan setelah selesai akan dikirim ke Banyuasin, tempat Darmawisata. Burhan memakai kayu meranti untuk merakit jukung. Jika pemesan ramai, dalam sebulan mereka gotong royong membuat perahu. Biasanya per orang bertanggung jawab menyelesaikan dua perahu kecil.

"Kalau meranti ini, kayunya kuat dan tahan lama," Kata dia.

3. Harga per unit capai puluhan juta

Kampung Perahu Palembang lokasi pembuatan jukung di Kawasan Ulu (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Harga untuk satu unit perahu jukung jelas Burhan, dijual dengan harga Rp22 juta. Harga itu belum termasuk pemasangan mesin, jika pembeli ingin membeli fasilitas lengkap. Perahu dengan mesin dijual seharga Rp35 juta.

"Tali tergantung pembeli mau mesinnya beli sendiri nanti kita pasang atau mau beli lengkap dengan mesin," jelasnya.

4. Air pasang jadi kesulitan bagi pembuatan jukung

Menjelajah Sungai Musi Palembang dari Dermaga Ketek Wisata 16 Ilir

Bagi Burhan, tak ada pengalaman sulit selama membuat jukung. Hambatan proses pembuatan hanya terletak dari kondisi air Sungai Musi yang pasang. Apabila air pasang, Burhan Khawatir kena setrum listrik. Sebab jukung dibuat di atas rumah panggung atas air di pinggiran Sungai Musi.

"Kita kan membuat perahu ini menggunakan listrik kalau lagi pasang takut basah dan kena setrum saja, selebihnya tidak ada," ungkap dia.

5. Pembeli jukung mayoritas berasal dari Banyuasin

Kampung Perahu Palembang lokasi pembuatan jukung di Kawasan Ulu (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Secara kualitas, perahu yang dibuat Burhan memiliki struktur kokoh. Namun, karena perahu sebagai kendaraan di perairan, biasanya pergantian perahu untuk aktivitas lalu lintas sungai dilakukan per tiga tahun. Selain membuat jukung, Burhan pun melayani perbaikan kerusakan perahu.

"Pembuatan (jukung) tidak menggunakan sketsa. Membuatnya perahu otodidak asal bisa memegang pukul dan mengukur pasti bisa," jelasnya.

Pembeli perahu Burhan rata-rata berasal dari kawasan perairan Sungsang, Banyuasin. Kemudian dari Kawasan Jalur Sumatra Selatan (Sumsel). Konsumen banyak dari sana karena memang wilayah tersebut dikelilingi perairan dan banyak anak sungai.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Feny Maulia Agustin
Hafidz Trijatnika
Feny Maulia Agustin
EditorFeny Maulia Agustin
Follow Us