Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

6 Kiat Mengontrol Sisi Idealis dalam Diri, Pahami Batasan!

ilustrasi sosok Idealis (pexels.com/Riley Tessneer)

Setiap orang pasti memiliki sisi idealis masing-masing. Ini menyangkut tentang keyakinan, nilai-nilai yang dianut, maupun sudut pandang akan kehidupan. Seharusnya kita mampu mengontrol sisi idealis dalam diri agar tetap dalam batasan.

Langkah ini didukung oleh beberapa kiat. Seperti cara kita dalam menyikapi ketidaksempurnaan, sekaligus menata ulang kembali nilai-nilai dan keyakinan yang dianut. Dengan menerapkan enam kiat di bawah ini, kamu dapat menciptakan kehidupan yang seimbang tanpa tekanan berlebih.

1. Menjaga keseimbangan emosi

ilustrasi merasa tenang (pexels.com/Stephan Seeber)

Keseimbangan emosi menjadi bagian penting dalam menjalani hidup. Ketika emosi berada dalam kondisi yang tenang, kita bisa lebih berkonsentrasi dalam menghadapi tantangan. Seseorang dengan keseimbangan emosi yang baik juga tidak mudah terombang-ambing oleh arus.

Tentu ini menjadi kiat mengontrol sisi idealis dalam diri. Kita harus memiliki kemampuan menjaga keseimbangan emosi. Terkadang sisi idealis muncul lebih kuat ketika emosi sedang inten. Saat dalam kondisi demikian, praktikan mindfullness sehingga emosi yang menggebu-gebu dapat kembali terkontrol.

2. Menerima ketidaksempurnaan dengan lapang hati

ilustrasi perempuan tersenyum (unsplash.com/Courtney Cook)

Sampai kapan kita mengharap kesempurnaan? Apalagi menekankan diri untuk meraih pencapaian tanpa ada kekurangan. Cara pandang seperti ini yang justru membebani diri dalam menjalani hidup. Tentu kita harus mampu mengontrol sisi idealis agar tidak terlalu mendominasi.

Diantara kiat yang perlu diterapkan adalah menerima ketidaksempurnaan dengan lapang hati. Sadari bahwa sisi kekurangan bukan merupakan aib dan kesalahan besar. Justru ini menjadi peluang untuk terus mengembangkan diri dengan lebih optimal.

3. Menyesuaikan kembali nilai-nilai dan keyakinan yang dianut

ilustrasi sosok disiplin (pexels.com/Mikhail Nilov)

Nilai-nilai dan keyakinan yang dianut satu orang dengan lainnya tentu berbeda. Hal ini tidak terlepas dari cara pandang masing-masing orang dalam menjalani kehidupan. Jika kita ingin mengontrol sisi idealis dalam diri, nilai dan keyakinan yang dianut tidak boleh dilupakan.

Kita harus mampu menyesuaikan keduanya agar berjalan selaras. Ketika nilai-nilai dan keyakinan tersebut tidak saling bertentangan, tentu dapat menjadi pedoman yang kuat. Kita dapat mengontrol sisi idealis agar tidak mengacaukan realita yang terjadi.

4. Tidak ragu mencoba pendekatan dan perspektif baru

ilustrasi perempuan cerdas (pexels.com/Karolina Grabowska)

Memegang teguh idealisme sebenarnya bukan merupakan hal yang keliru. Tapi jika kita terlalu berfokus pada idealisme, justru membatasi langkah. Kita cenderung menjadi orang yang kaku dan tidak mampu berkembang dengan lebih baik.

Lantas, bagaimana caranya mengontrol sisi idealis dalam diri? Jangan ragu mencoba pendekatan dan perspektif baru. Diskusikan ide atau nilai dengan orang lain yang mungkin punya sudut pandang berbeda. Ini bisa membantu mengevaluasi ulang apakah idealisme itu relevan dengan situasi.

5. Senantiasa melatih fleksibilitas

ilustrasi sosok fleksibel (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Salah satu kesalahan yang kerap terjadi adalah membiarkan sisi idealisme mendominasi. Kita terpaku pada standar yang sebenarnya kurang relevan. Apalagi di tengah lingkungan yang bersifat dinamis. Menyikapi fenomena ini, kita perlu berlatih mengontrol sisi idealis dalam diri.

Hal ini bisa dilakukan dengan melatih fleksibilitas. Jadilah orang yang terbuka terhadap saran, ide, maupun pendekatan-pendekatan baru. Hal ini dapat membantu dapat membantu menemukan solusi yang lebih seimbang antara idealisme dan kenyataan. Kita mampu menyesuaikan diri di berbagai kondisi.

6. Memahami batasan diri dengan baik

ilustrasi perempuan ambisius (pexels.com/Thirdman)

Ada kalanya seseorang memiliki ambisi dan tuntutan menggebu-gebu. Bahkan mereka memegang teguh idealisme. Tapi jika kita melupakan batasan diri, sisi idealis tersebut justru berubah menjadi bumerang menimbulkan tekanan.

Dalam beberapa situasi, kita perlu mengontrol sisi idealis dalam diri. Kuncinya kita harus mampu memahami batasan diri dengan baik. Luangkan waktu untuk mengevaluasi apakah tindakan sehari-hari masih selaras dengan nilai ideal atau sudah terlalu kaku. Koreksi bila perlu.

Upaya mengontrol sisi idealis dalam diri memang tidak mudah. Adakalanya kita memiliki ambisi dan keinginan yang menggebu-gebu. Tapi selama melakukan langkah yang tepat, sisi idealis yang berlebihan tersebut dapat disesuaikan. Kita menjalani hidup dengan standar yang realistis tanpa perasaan terbebani.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us