Palembang, IDN Times -Direktur Mandiri Sekuritas, Lisana Irianiwati menyatakan, pihaknya sudah menyiapkan program Sukuk Ritel ST006, yang ditujukan untuk millenial yang belajar berinvestasi di pasar modal.

Sukuk Ritel ST006 ini menawarkan imbal hasil dengan mekanisme floating with floor atau mengambang dengan batas minimal sebesar 6,75% per tahun.

"Mandiri Sekuritas melayani lebih dari 110.000 nasabah individu yang berinvestasi di pasar modal. Pada awal tahun 2019 ini, Mandiri Sekuritas meluncurkan MOST DigiSign, fitur digital signature yang mempercepat pembukaan rekening efek dan rekening dana nasabah secara online, hanya dalam waktu satu hari," ujar dia, pada Investor Gathering: Green Sukuk Ritel Seri ST006, di Aryaduta Hotel, Jumat (8/11).

Lisana mengungkapkan, periode pemesanan produk investasi tersebut sudah dapat diakses melalui MOST dari tanggal 1 November 2019 hingga 21 November mendatang. Nilai investasi Sukuk Ritel ST006 ini juga cukup terjangkau, mulai dari Rp1 juta hingga kelipatan maksimum Rp3 miliar.

"Investasi ini juga untuk mendorong masyarakat berkontribusi nyata bagi pembangunan dan kelestarian lingkungan. Selain itu, adanya aplikasi MOST juga turut melengkapi pengalaman digital para nasabah," ungkap dia.

Lisana melanjutkan, dari data Mandiri Sekuritas menunjukkan sebanyak 60% dari lebih 110.000 nasabah perusahaan berasal dari generasi millenial, atau generasi yang lahir di antara tahun 1980 hingga 2000. Kemudian, sebagai informasi Sukuk Ritel ST006 ini merupakan instrumen Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang dikelola berdasarkan prinsip syariah menggunakan akad wakalah.

"Yang tidak mengandung unsur maysir (judi), gharar (ketidakjelasan) dan usury (riba), serta telah memperoleh izin dari Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)," kata dia.

"Salah satu keistimewaan Sukuk Ritel ST006 yakni merupakan Green Sukuk Retail atau sukuk hijau pertama di dunia, yang dijual secara online kepada masyarakat Indonesia," tandas dia. 

Baca Juga: Mandiri Sekuritas Raup Pendapatan Rp540 miliar pada 2018