Dinas Perkebunan Sumsel Sebut 2 Pemicu Harga Kopi Melonjak

Petani kopi merana penurunan produksi sampai 70 persen

Palembang, IDN Times - Jumlah produksi kopi asal Sumatra Selatan menurun signifikan. Kondisi ini diakibatkan faktor anomali cuaca dan kenaikan harga pupuk ditingkat petani.

Kondisi penurunan ini sudah terjadi dua tahun terakhir, sehingga stok kopi yang ada kian menipis. Hal ini menyebabkan kenaikan harga kopi di pasaran.

"Tidak hanya di Sumsel. Daerah penghasil kopi lain di Indonesia merasakan dampak yang sama. Bahkan, Brazil juga megalami hal yang sama dan kini kopi kian mahal," ungkap Analis Madya Dinas Perkebunan Sumsel, Rudi Alpian, Sabtu (1/4/2023).

Baca Juga: Polda Sumsel Sita 159,7 Ton Solar Oplosan di Ogan Ilir, Ini Modusnya

1. Harga pupuk naik

Dinas Perkebunan Sumsel Sebut 2 Pemicu Harga Kopi Melonjakilustrasi alat penggiling kopi (pexels.com/Eric Steinhauer)

Menurut Rudi, penurunan produksi kopi di beberapa tempat sentra penghasil kopi di Bumi Sriwijaya karena kebiasaan petani tidak memupuk kopinya. Kondisi ini memengaruhi kualitas tanaman petani sehingga tak berbuah lebat seperti biasa.

"Ini disebabkan harga pupuk melonjak, akibatnya petani tidak sanggup memupuk tanamannya," jelas dia.

2. Petani beralih ke pupuk organik

Dinas Perkebunan Sumsel Sebut 2 Pemicu Harga Kopi Melonjakilustrasi biji kopi (vecteezy.com/v_ratanakorn836775 281)

Karena tak sanggup untuk membeli pupuk, para petani memilih menggunakan pupuk organik dari kulit kopi dan kotoran hewan. Kondisi ini menyebabkan hasil produksi tanaman kurang maksimal.

"Jika kondisi ini tidak segera diantisipasi, dikhawatirkan akan berpengaruh pada konsumsi kopi dan melonjaknya harga kopi," jelas dia.

Diketahui, Sumsel menjadi salah satu sentra industri kopi di Indonesia sebagai penghasil biji kopi robusta terbesar. Luasan lahan perkebunan kopi robusta di Sumsel mencapai 260.000 Hektare (Ha).

"Banyak pabrik kopi yang sebagian besar beroperasi di Lampung juga mengambil biji kopi dari beberapa daerah di Sumsel," beber dia.

3. Harga kopi melonjak

Dinas Perkebunan Sumsel Sebut 2 Pemicu Harga Kopi MelonjakGaleri Kopi Indonesia (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Pendamping Petani Kopi dari Hutan Kita Institut, Aidil Fikri menuturkan, saat ini produksi kopi di Sumsel turun hingga 70 persen. Jika biasanya rata-rata produksi kopi di Sumsel mencapai 1 juta ton, kini turun hingga 300 kilogram.

"Anomali hujan terjadi membuat pertumbuhan biji kopi tidak optimal. Padahal saat ini permintaan biji kopi meningkat pesat," beber dia.

Pihaknya mencatat untuk produksi Arabica di Sumsel sempat terputus. Pada Desember 2022 lalu pihaknya bahkan menghentikan pengiriman ke Jawa. Untuk jenis Robusta, tersisa stok kopi OKU Selatan, sedangkan pasokan Muara Enim dan Pagar Alam habis.

Jenis robusta mengalami kenaikan harga, biasanya biji kopi dihargai sekitar Rp18.000-Rp 20.000 per kilogram. Sekarang dikisaran Rp30.000. Begitu juga Arabica, biasanya Rp75.000 kini Rp110.000 per kilogram.

Baca Juga: Pengusaha Kopi di Palembang Merana, Cari Biji Kopi ke Luar Daerah

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya