Pembeli Hewan Kurban di Palembang Masih Sepi, Harga Naik Rp200 Ribu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Jelang hari raya Idul Adha 1443 Hijriah pada 9 Juli 2022, sejumlah pedagang hewan ternak di Palembang mulai bermunculan. Namun hingga saat ini minat membeli hewan kurban masih rendah bahkan sepi.
"Biasanya dua minggu mendekati lebaran haji ini mulai ramai. Tapi ini termasuk sepi karena biasanya sehari paling sedikit bisa 5-8 ekor terjual, tapi ini laku 1-2 ekor sudah Alhamdulillah," ujar Warto pedagang hewan kurban di Jalan Sukabangun II, Selasa (21/6/2022).
1. Harga tertinggi kambing kurban capai Rp3 juta per ekor
Pembeli hewan kurban biasanya dominan membeli kambing ketimbang sapi. Sebab jika ada yang ingin memesan sapi, lebih sering langsung menghubungi peternak atau mengontak ke Rumah Potong Hewan (RPH).
"Kambing yang dijual harganya tergantung ukuran di kisaran Rp1,5-Rp3 juta. Tahun ini ada kenaikan Rp200 ribu, pas 2021 ada sapi kecil dijual Rp1,3 juta," kata dia.
Baca Juga: Hewan Kurban Wajib Karantina 14 Hari Sebelum Diperdagangkan
2. Pedagang hewan kurban di Palembang sudah memeriksan kondisi hewan sebelum dijual
Bila dalam sepekan sebelum lebaran haji pemesan hewan ternak belum ramai, artinya pasar penjualan hewan kurban memang menurun. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mungkin menjadi faktor kekhawatiran konsumen.
Namun jika sedang banyak pembeli, biasanya hewan kurban laku terjual hingga 10-20 ekor per hari. Harganya pun bisa makin tinggi sejak H-7 hingga H-1 lebaran Idul Adha.
"Hewan di sini sudah sehat jadi tidak usah ragu membelinya. Rata-rata pedagang sudah memeriksa hewan yang akan dijual," timpalnya.
Baca Juga: Pedagang Kurban Palembang Diminta Berjualan di Satu Tempat
3. Tingkat kematian PMK pada hewan hanya lima persen
Menurut Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Sumatra Selatan (PDHI Sumsel) Jafrizal, rasa khawatir membeli hewan kurban saat penularan PMK sedang tinggi merupakan hal wajar. Sebab tingkat penyebaran PMK pada hewan sangat cepat hingga 90-100 persen.
"Meskipun penyebarannya cepat, tapi tingkat kematian sekitar lima persen. Biasanya penularan bisa melalui udara sehingga penyebaran penyakit ini bisa sampai 10 km," jelas dia.
4. Hewan positif PMK bisa kehilangan berat badan
Jafrizal menegaskan, PMK tersebut tidak menular ke manusia dan hanya memberikan dampak ekonomi daerah.
"Hewan yang positif PMK bisa kehilangan berat badan dan kehilangan susu pada sapi perah, serta biaya yang dikeluarkan peternak untuk mengobati penyakit lumayan tinggi," tandasnya.
Baca Juga: Warga Palembang Diimbau Beli Sapi yang Punya Surat Sehat