TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Disiksa Senior di Ponpes, Santri Dilarikan ke RS Bhayangkara Palembang

Kekerasan di Ponpes masih terjadi saat euforia Hari Santri

Ilustrasi kekerasan terhadap anak (IDN Times/Sukma Shakti)

Palembang, IDN Times - Baru tiga hari peringatan Hari Santri pada Sabtu (22/10/2022), kekerasan menimpa seorang santri di sebuah Pondok Pesantren (Ponpes) kawasan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin. Ia menerima kekerasan oleh seniornya hingga harus dilarikan ke RS Bhayangkara, Palembang.

Korban bernama FTH (12) diduga mengalami tindak kekerasan oleh senior berinisial NA, santri pindahan Kelas 3 SMA. Kabar kekerasan ini terungkap saat sang anak dibawa ke RS untuk menjalani pemeriksaan.

"Ditemukan tanda bekas kekerasan di tubuh anak saya. Awalnya dia enggan bercerita kepada keluarga, hanya menyebut kalau dia sakit minta dijemput dari Ponpes," ungkap Ermawangi (49) ibu kandung korban, Senin (24/10/2022) kemarin.

Baca Juga: Mahasiswa PTS di Palembang Cabuli Balita Keponakan Sendiri

Baca Juga: Ponpes Izzatuna Banyuasin Angkat Bicara Soal Kekerasan Santri

Baca Juga: Ibu Korban Kekerasan Santri Gontor Khawatir Tak Sanggup Lihat Pelaku 

1. Bermula dari tanya soal piket

Korban berbaring bersama pelaku (dok: istimewa)

Erma menjelaskan, anaknya baru kelas 1 SMP. Dari keterangan korban diketahui penyiksaan yang dilakukan oleh terduga pelaku berawal dari pertanyaan korban. FTH sempat bertanya kepada pelaku mengenai sistem piket.

"Karena anak saya menanyakan kenapa piket cuma satu orang, padahal disuruh dua orang. Pelaku ini mungkin tidak senang anak saya bertanya," jelas Erma.

Saat itu, korban dan terduga pelaku bersama-sama di dalam kamar asrama dengan enam santri sebaya korban. Erma heran, sebab biasanya para santri tidak dicampur.

"Jadi setelah anak saya bertanya kenapa piket cuma satu orang, pelaku ini tidak senang. Jadi dia suruh santri lain keluar. Anak saya ditarik masuk ke kamar terus dikunci. Anak saya disiksa habis-habisan," ujar dia.

2. Pelaku diduga lebih dari satu orang

ilustrasi kekerasan pada perempuan (IDN Times/Nathan Manaloe)

Terduga pelaku menyandarkan korban ke kasur dan mencekik sambil terlentang. Korban mengaku kesulitan bernapas, hingga akhirnya pelaku melepas cengkeraman. Tak sampai di sana, pelaku juga melanjutkan perbuatannya dengan menampar korban berkali-kali.

"Anak saya juga dipukul dibagian ulu hati, sampai anak saya susah bernapas. Berusaha bangkit lagi, tapi langsung diterjang bokongnya," beber dia.

Erma pun menjelaskan, jika bukan hanya anaknya saja yang mendapat tindakan kekerasan. Santri lain di kamar yang sama turut disiksa pelaku.

"Kata anak saya ada memar di perut di bagian ulu hati tapi sudah tidak terlihat. Terus ada memar di leher akibat dicekik, sampai sekarang masih terasa sakit. Bagian ulu hati juga masih sakit," ujar dia.

Baca Juga: Ditanya Kematian Santri, Pimpinan Gontor: Ini Bukan Urusan Saya...

Berita Terkini Lainnya