Ditanya Kematian Santri, Pimpinan Gontor: Ini Bukan Urusan Saya...

Pimpinan Gontor menyerahkan semua kepada juru bicara

Palembang, IDN Times - Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Darussalam Gontor 1, KH M Akrim Mariyat diam seribu bahasa saat ditanya terkait kematian santri. Saat ziarah yang dilakukan hari ini ke makam korban di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sei Selayur, Palembang, Akrim enggan menjawab soal kematian korban.

"Sudah ada yang menangani," ungkap Akrim kepada awak media, Jumat (9/9/2022).

Lebih dari satu pekan kematian korban, Ponpes Gontor 1 mengakui soal kekerasan. Kasus ini baru mencuat saat ibu korban, Siti Soimah, mengadu sambil menangis tersedu-sedu di depan pengacara Hotman Paris Hutapea.

Akrim enggan menjawab pertanyaan awak media soal dugaan kekerasan, kelalaian ponpes, dan keterangan palsu yang dikeluarkan saat mengantar jenazah. Akrim Mariyat memilih pergi dan tak memberi keterangan lebih lanjut.

"Permasalahan ini bukan urusan saya. Ada pembicara khusus. Kita ada namanya tim juru bicara (Jubir) sendiri," ujar dia.

Rombongan pimpinan Ponpes Modern Darussalam Gontor 1 tiba di TPU Sei Selayur Palembang, untuk berziarah ke makam Albar Mahdi (17), korban kekerasan berujung meninggal dunia saat mengikuti kegiatan Perkemahan Kamis Jumat (Perkaju).

Rombongan ponpes datang dari Ponorogo, Jawa Timur, untuk berziarah sekaligus menemui keluarga korban. Jubir Gontor akhirnya mengakui ada kekerasan yang menyebabkan korban tewas.

pihak Gontor 1 sempat menutupi kematian siswa kelas 5.i asal Palembang kepada pihak keluarga. Melalui Surat Jalan saat mengantarkan jasad korban ke keluarga 22 Agustus 2022 lalu, pihak Gontor menyebut korban meninggal karena sakit. Tak ada pernyataan soal kekerasan. Bahkan keluarga ditunjukkan surat sakit dari dokter.

Kasus ini mulai terkuak setelah ibu kandung korban, Siti Soimah, menemui pengacara kondang Hotman Paris Hutapea di Palembang, Minggu (4/9/2022) lalu. Satu hari setelah Hotman membuat video di laman Instagram, barulah pihak Gontor 1 mengakui ada kasus kekerasan terhadap korban.

Gontor mengakui adanya kesalahan saat mengantarkan korban, dan tidak mengakui unsur kekerasan. Pihak ponpes bahkan telah mengembalikan kedua terduga pelaku ke orangtuanya.

Polres Ponorogo yang menangani kasus ini langsung melakukan penyelidikan. Hingga kemarin sudah ada 18 orang saksi diperiksa, termasuk proses autopsi jenazah korban.

 

Baca Juga: Keluarga Santri Gontor Kecewa Ponpes Tak Terbuka Sejak Awal

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya