Pempov Sumbar Perpanjang Tanggap Bencana hingga 22 Desember 2025

- Perpanjangan masa tanggap darurat karena proses pencarian korban dan pendataan belum selesai
- 16 daerah terdampak dengan total 234 orang meninggal dunia dan 95 orang hilang
- Kabupaten Agam mencatat jumlah korban tertinggi, dengan 151 orang meninggal dan 55 orang hilang
Padang, IDN Times - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat resmi memperpanjang masa status tanggap darurat bencana hidrometeorologi selama 14 hari.
Gubernur Sumbar, Mahyeldi menyatakan bahwa perpanjangan masa tanggap darurat tersebut akan berlaku hingga 22 Desember 2025 mendatang.
"Keputusan ini kami ambil setelah rapat koordinasi menyeluruh bersama seluruh pihak terkait," katanya dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times. Selasa (9/112/2025).
1. Alasan perpanjangan masa tanggap darurat

Mahyeldi mengatakan, perpanjangan masa tanggap darurat lantaran belum rampungnya proses pencarian korban dan pendataan di lapangan.
“Masih ada korban hilang yang belum ditemukan, serta pendataan kerusakan dan kerugian masih terus berjalan," katanya.
Karena alasan tersebut, masa tanggap darurat kembali diperpanjang agar penanganan bisa lebih maksimal dan menyeluruh.
2. 16 daerah terdampak

Berdasarkan rekapitulasi data sementara pada Senin (8/12/2025) pukul 18.00 WIB, bencana terjadi pada 16 kabupaten/kota. Tercatat sebanyak 24.049 orang mengungsi, 113 orang luka-luka, 95 orang hilang, dan 234 orang meninggal dunia.
Berikut rincian daerah terdampak
1. Kota Pariaman: 7.662 terdampak; nihil luka, hilang, meninggal.
2. Kota Payakumbuh: terdampak banjir; nihil korban.
3. Kota Bukittinggi: 68 terdampak; luka 0, hilang 3, meninggal 0.
4. Kota Padang Panjang: 359 terdampak; luka 4, hilang 32, meninggal 17.
5. Kota Solok: 9.375 terdampak; nihil korban.
6. Kota Padang: 27.153 terdampak; mengungsi 1.764; luka 2, hilang 0, meninggal 11.
7. Kab. Pasaman Barat: 59.959 terdampak; mengungsi 4.789; luka 1, hilang 3, meninggal 4.
8. Kab. Solok Selatan: 312 terdampak; nihil korban.
9. Kab. Kep. Mentawai: 7.170 terdampak; nihil korban.
10. Kab. Pasaman: terdampak banjir; nihil korban.
11. Kab. Limapuluh Kota: 1.388 terdampak; mengungsi 554; nihil korban.
12. Kab. Agam: hampir seluruh wilayah terdampak; 5.277 mengungsi; meninggal 151, hilang 55.
13. Kab. Padang Pariaman: 33.597 terdampak; mengungsi 1.634; luka 6, hilang 1, meninggal 21.
14. Kab. Tanah Datar: 6.129 terdampak; mengungsi 6.137; luka 4; nihil hilang & meninggal.
15. Kab. Solok: 34.946 terdampak; mengungsi 1.194; luka 96; nihil hilang & meninggal.
16. Kab. Pesisir Selatan: 67.875 terdampak; mengungsi 2.700; hilang 1; nihil luka & meninggal.
3. Korban terbanyak di Agam

Mahyeldi mengatakan, dari total 16 daerah terdampak, terdapat tiga daerah tanpa korban jiwa dan luka, yaitu Kota Payakumbuh, Kabupaten Pasaman, dan Kabupaten Limapuluh Kota.
Ia juga menyoroti kondisi kritis di Kabupaten Agam yang mencatat jumlah korban tertinggi, saat ini sebagian warga yang pulang ke rumah harus kembali mengungsi, akibat turunnya hujan dengan intensitas sedang di daerah tersebut.
“Korban terbanyak terdapat di Kabupaten Agam dengan 151 orang meninggal dan 55 orang hilang. Sejumlah warga di sana juga kembali mengungsi karena hujan intensitas sedang yang kembali turun,” jelasnya.
Ia menegaskan seluruh jajaran Pemprov Sumbar bersama pemerintah kabupaten/kota, TNI/Polri, Basarnas, BPBD, dan relawan terus bekerja tanpa henti untuk memastikan keselamatan masyarakat dan percepatan pemulihan.
“Kita mohon doa dan dukungan seluruh masyarakat. Semoga segala ikhtiar ini diberkahi Allah SWT dan proses pencarian serta pemulihan dapat segera tuntas,” katanya.


















