Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pelajar SMP di Lubuk Linggau Dirundung Teman Sekolah Sampai Trauma

Keluarga korban perundungan saat melapor ke Polres Lubuk Linggau. (Dok. Istimewa)
Intinya sih...
  • Korban trauma serta mengalami memar-memar di kepala dan tubuhnya
  • Korban sempat minta pindah sekolah karena trauma
  • Keluarga korban berharap proses hukum tetap dijalankan

Lubuk Linggau, IDN Times - Aksi perundungan sesama pelajar kembali mencoreng dunia pendidikan. Kali ini MZ (13) pelajar kelas VII, SMP Negeri di Lubuk Linggau menjadi korban penyiksaan sesama pelajar yakni CC (15) pelajar SMP Negeri Lubuk Linggau.

Video perundungan tersebut lantas beredar di media sosial. Tidak terima dengan aksi bullying terhadap anaknya, ibu korban yakni Murniati (34) warga Kelurahan Karya Bhakti Kecamatan Lubuk Linggau Timur II melaporkan kasus ini ke Polres Lubuk Linggau, Senin (21/7/2025).

1. Korban trauma serta mengalami memar-memar di kepala dan tubuhnya

Ilustrasi penganiayaan. (IDN Times)

Dalam video yang beredar, tampak korban MZ mengenakan pakaian pramuka, sedangkan terduga pelaku CC mengenakan pakaian hitam. CC terlihat menjambak rambut MZ, kemudian memukulinya tanpa henti. Bahkan korban MZ sampai harus merangkak.

Bukan hanya dipukuli, bahkan kepala MZ beberapa kali ditendang oleh MZ. Diketahui aksi perundungan tersebut terjadi pada Sabtu (12/7/2025) sore di halaman SD Negeri 29 Lubuk Linggau di Kelurahan Mesat Jaya, Kecamatan Lubuk Linggau Timur II. Akibat kejadian ini, korban trauma serta mengalami memar-memar di kepala dan tubuhnya.

2. Korban sempat minta pindah sekolah karena trauma

ilustrasi bullying (pexels.com/@Mikhail-Nilov)
ilustrasi bullying (pexels.com/@Mikhail-Nilov)

Kuasa hukum keluarga korban, Febri Habibi Asril menjelaskan, setelah kejadian korban tidak langsung menceritakan kepada keluarganya, karena takut dan diancam oleh pelaku. Selain itu korban minta pindah sekolah, dan ingin masuk pesantren saja.

"Korban tidak masuk sekolah sejak Senin 14 Juli lalu setelah kejadian. Hingga akhirnya kejadian ini diketahui setelah orang tua korban pada Kamis 17 Juli," ujarnya.

Tak lama kemudian korban langsung divisum. Setelah korban divisum, diakui Febri ada pertemuan melalui pihak sekolah. Namun setelah itu, tidak ada lagi respon dari pihak keluarga.

“Baru diketahui setelah lihat video itu dibagikan berapa kali di akun Instagram, terjadi kekerasan. Kami sayangkan hanya diselesaikan di sekolah," ungkapnya.

3. Keluarga korban berharap proses hukum tetap dijalankan

Ilustrasi hukum (IDN Times/Mardya Shakti)
Ilustrasi hukum (IDN Times/Mardya Shakti)

Untuk menuntut keadilan bagi korban, pihak keluarga telah secara resmi melapor ke pihak kepolisian. Meskipun pelaku juga masih berstatus anak di bawah umur, keluarga korban berharap proses hukum tetap dijalankan sesuai dengan Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak.

"Kalau tidak ada tindakan tegas, bukan tidak mungkin kejadian ini terulang kembali. Kami dari pihak korban berharap ada keadilan yang ditegaskan, sehingga korban bisa pulih dari rasa traumanya dan kembali merasa aman," jelas Febri.

4. Polisi panggil sejumlah saksi terkait kasus ini

Ilustrasi lapor polisi. (iStock:NikVector)
Ilustrasi lapor polisi. (iStock:NikVector)

Sementara itu Kasat Reskrim Polres Lubuk Linggau, AKP M Kurniawan Azwar membenarkan adanya laporan itu. Pihaknya sudah menerima laporan dengan nomor LP/B-247/VII/2025/SPKT/Polres Lubuk Linggau/Polda Sumsel.

"Saat ini kami sedang melakukan pendalaman terhadap kasus tersebut dengan memanggil saksi-saksi yang terkait dengan kejadian itu," tegas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us