Itik Pegagan, Potensi Lokal Sumsel Lawan Stunting dan Program MBG

- Itik Pegagan, unggas lokal Sumsel yang terpinggirkan
- Telur Itik Pegagan kaya protein, potensial untuk program anti-stunting
- Potensi pengembangan peternakan berbasis rakyat di Sumsel
Palembang, IDN Times - Di tengah derasnya arus modernisasi dan maraknya unggas dari luar daerah, Sumatra Selatan (Sumsel) ternyata masih menyimpan satu kekayaan lokal yang mulai terpinggirkan, yakni Itik Pegagan. Unggas khas rawa dan sawah ini bukan hanya penghasil telur bergizi tinggi, tetapi juga menjadi warisan Nusantara yang melekat sebagai identitas lokal.
"Itik Pegagan ini merupakan kekayaan lokal yang sering terabaikan. Padahal, unggas tersebut penghasil telur bergizi tinggi," ungkap Pejabat Otoritas Veteriner Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumsel, Jafrizal, Senin (15/9/2025).
1. Itik Pegagan jadi warisan nusantara

Menurut Jafrizal, itik Pagagan dinilai lebih cocok dengan geografis Sumsel yang memiliki banyak rawa. Itik ini mampu bertahan dalam lingkungan basah dan mudah dipelihara tanpa lahan yang luas.
"Unggas khas rawa dan sawah ini bukan hanya penghasil telur tetapi, juga jadi aset genetik berharga. Pegagan adalah warisan Nusantara sekaligus harapan masa depan," beber dia.
2. Telur Itik kaya gizi bisa bantu program pemerintah

Menurut Jafrizal, telur Itik Pegagan kaya protein sehingga berpotensi masuk dalam program pemerintah untuk menekan angka stunting dan mendukung Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Telur Itik Pegagan ini bisa digunakan dalam program gizi pemerintah, baik untuk balita, ibu hamil, maupun pelajar. Jadi selain melestarikan kekayaan lokal, kita juga sedang berinvestasi untuk menyelamatkan generasi masa depan," jelas dia.
3. Masyarakat bisa kembangkan bisnis berbasis peternakan rakyat

Jafrizal menilai, Itik Pegagan bisa dimanfaatkan masyarakat Sumsel untuk mengembangkan peternakan berbasis rakyat guna menambah penghasilan masyarakat. Dengan modal sederhana, masyarakat desa bisa beternak dan menjual telur.
"Masyarakat bisa menggunakan telurnya untuk dijual kembali dan mengolahnya menjadi produk makanan. Dampaknya akan membuka lapangan kerja baru, mengurangi pengangguran, sekaligus membantu keluarga keluar dari kemiskinan," jelas dia.