Lagi, Warga Sumsel Temui Dedi Mulyadi Titipkan Anak ke Barak Militer

- Diah Nurhayati meminta bantuan Dedi Mulyadi untuk menitipkan anaknya yang pecandu narkoba ke barak militer.
- Reyhan, anak Diah, sudah dua kali direhabilitasi tetapi masih sering mengkonsumsi narkoba bersama konselornya.
- Reyhan mengaku kecanduan narkotika sejak SMP dan mendapatkan sabu langsung dari bandar di Lubuk Linggau.
Lubuk Linggau, IDN Times - Seorang perempuan paruh baya asal Lubuk Linggau, Sumatra Selatan (Sumsel) bernama Diah Nurhayati datang menemui Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi dikediamannya. Kedatangan tersebut dilakukan oleh Diah untuk meminta tolong kepada Dedi Mulyadi untuk memasukan anaknya ke barak militer.
"Saya mau menitipkan anak saya pak, dia sudah dua kali direhabilitasi. Saya ingin perbuatannya direhabilitasi pak," ungkap Diah dikutip IDN Times dari unggahan Dedi Mulyadi di akun YouTube, Sabtu (21/6/2025).
1. Sudah tidak tahan dengan perbuatan anaknya

Diah mengaku sudah tidak tahan dengan kelakun anak keduanya bernama Reyhan (19) yang menjadi pecandu narkoba. Pasalnya, yang bersangkutan kerap kali membuat dirinya merasa tertekan lantaran sikap anaknya yang kerap berulah mulai dari menjuali perabotan rumah tangga hingga mengancam jika tidak diberikan uang.
"Saya hanya jualan nasi gemuk (sarapan pagi) di kantin rumah sakit pak. Saya pernah berpikir untuk mengakhiri hidup pak, tetapi saya berpikir masih ada anak lain yang harus saya hidupi," ungkapnya sedih.
2. Sudah pantau akun medsos KDM sejak Oktober

Usai berpisah dengan suaminya, Diah harus menghidupi keempat anaknya. Sebagai laki-laki tertua, dirinya berharap Reyhan dapat menjadi anak yang bisa diandalkan keluarga. Namun, Reyhan justru menjadi pecandu narkoba.
"Saya sudah lihat postingan bapak dari Oktober pak. Dari sana saya punya harapan lagi. Rencana kedatangan saya, mau titipkan anak biar anak saya menjadi lebih baik. Kalau bisa diberikan pekerjaan (setelah masuk barak)," ungkap dia.
3. Dua kali direhab Reyhan tak kunjung berhenti isap sabu

Diah mengungkapkan, Reyhan sudah dua kali masuk menjalani Rehabilitasi di BNN Silampari. Namun dari rehabilitas tersebut, anaknya justru makin sering mengonsumsi narkoba.
"Di dalam (rehabilitasi) gak ada perubahan. Justru dia mengonsumsi narkoba bersama konselornya pak. Mereka juga menggadaikan motor untuk dapat memakai narkoba," ungkap Diah.
4. Akui kecanduan narkotika sejak SMP

Dedi Mulyadi sempat menolak menerima Reyhan sebagai remaja yang perlu dibina. Pasalnya, yang bersangkutan berstatus sudah menikah dan tergolong dewasa. Permintaan itu dikabulkan Dedi Mulyadi, namun dirinya tidak menjamin yang bersangkutan akan lepas dari jerat narkoba jika nantinya kembali ke kampung halaman.
Reyhan yang hadir menemani ibunya menemui Dedi Mulyadi mengaku sudah menjadi pecandu narkoba sejak SMP. Dirinya mengaku diajak temannya untuk menggunakan narkoba secara cuma-cuma atau gratis untuk menahan lapar.
"Dikasih sabu bulan puasa, katanya biar gak lapar. Dari sana saya kecanduan dan beli sama dia," jelas Reyhan.
Dirinya mengakui, bahwa peredaran sabu di Lubuk Linggau sangat tinggi. Ia mendapatkan sabu tersebut langsung dari bandar meski tidak pernah bertemu langsung dan mengenalnya. Dalam sekali waktu mengonsumsi narkoba jenis sabu, Reyhan mengeluarkan uang Rp50.000-Rp100.000 hingga saat ini.
"Saya sudah setengah bulan gak memakai narkoba hingga dibawa ke sini. Kalau lagi gak pakai narkoba, dada saya panas dan gelisah," jelas dia.