Ada Kerja Keras di Balik Penyajian Porsi MBG Dapur Pakri SPPG Palembang

- Kepala Dapur SPPG Pakri Suci Ramayanti memimpin lima tim kerja yang menyiapkan 3.463 porsi Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk anak sekolah.
- Penyajian makanan higenis, sehat, dan tepat waktu menjadi kunci pencegahan keracunan, dengan pengantaran dilakukan tiga kali agar tetap hangat dan layak konsumsi.
- Dapur SPPG Pakri memiliki jadwal jam kerja yang berbeda untuk setiap tim, serta memastikan kesiapan bahan makanan dengan chiller dan freezer untuk menyimpan bahan makanan.
Palembang, IDN Times - Tak banyak yang tahu, di balik satu porsi nasi dan lauk sederhana yang disantap anak sekolah, ada rantai kerja panjang yang dimulai sejak malam hari. Kerja panjang dengan kehati-hatian menuntut setiap detail disiapkan secara teliti agar dapat disantap anak-anak dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kepala Dapur SPPG Pakri Suci Ramayanti, membawahi lima tim kerja yang secara bergantian menjalankan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) di dapur MBG. Mereka bekerja sesuai tugasnya untuk menyiapkan 3.463 porsi MBG.
"Setiap hari kami memasak sekitar 3.463 porsi makanan untuk anak-anak sekolah. Jumlah itu dibagi dalam beberapa kali pengantaran agar tetap hangat dan layak konsumsi," ungkap Suci, Sabtu (25/10/2025).
1. Penyajian menu MBG dilakukan secara teliti

Makanan higenis dan sehat serta penyajian tepat waktu jadi kunci pencegahan keracunan. Sejak program ini dimulai, dapur SPPG Pakri selalu berproses menyiapkan porsi secara bertahap. Mereka menyadari pentingnya penyedian MBG memerlukan ketepatan waktu agar semua proses kerja tim yang panjang dapat sempurna sampai di meja kelas anak-anak sekolah.
"Mulanya kita menyiapkan porsi kecil bertahap hingga saat ini melayani tiga ribuan porsi makanan. Semua porsi itu tidak diantarkan dalam satu kali drop melainkan tiga kali pengantaran," jelas dia.
Menurutnya, pengantaran menu MBG menjadi tanggung jawab penuh SPPG. Untuk itu, pihaknya sejak awal sudah berkoordinasi dengan sekolah untuk menentukan jadwal kapan sebaiknya makanan itu diantar.
"Umpamanya sekolah jam makan siangnya jam 11.00 WIB, maka 15 menit sebelum waktu makan, menu yang telah disiapkan sudah kami antar. Sehingga makanan yang dikonsumsi tepat waktu," jelas dia.
2. Jadwal kerja rutin sepanjang hari

Suci menerangkan, setiap bahan baku yang akan diolah menjadi menu MBG dikirim oleh pemasok dan melalui pemeriksaan ketat oleh tim. Jika ditemukan bahan yang rusak atau busuk, SPPG akan mengembalikannya untuk diganti dengan bahan yang baru.
"Setelah bahan baku benar-benar siap diolah, seperti sayur, ikan, ayam, dan bumbu-bumbunya yang telah dipotong, proses persiapan bahan masakan dimulai pada malam hari," jelas dia.
Jam memasak untuk menu MBG dijadwalkan dan ditetapkan oleh tim ahli gizi. Suci mencatat, terdapat lima tim yang terlibat dalam proses ini, mulai tim persiapan bahan, juru masak, tim pemorsian, tim distribusi makanan, hingga tim kebersihan peralatan dan dapur.
Setiap tim memiliki jam kerja yang berbeda. Tim persiapan mulai bekerja pukul 17.00 WIB hingga 02.00 WIB, sedangkan tim pengolahan bertugas dari pukul 02.00 WIB hingga 10.00 WIB.
"Kalau tim pemorsian dimulai dari jam 05.00-14.00 WIB. Kemudian tim cuci ompreng masuk dari jam 13.00-20.00 WIB. Untuk tim kebersihan ada dua shift ada dari jam 06.00-14.00 WIB dan shift kedua dari jam 14.00-23.00 WIB," jelas dia.
3. Memastikan bahan baku tetap terjaga

Tak kala penting dalam persiapan MBG, dapur SPPG harus memastikan kesiapan bahan makanan. Suci menyebut, mereka memiliki empat chiller dan dua freezer yang digunakan untuk menyimpan bahan makanan seperti sayur, bumbu, ikan, ayam, tempe, dan tahu. Semua bahan yang belum dimasak disimpan di sana agar tetap segar.
Tim yang memantau di ruang chiller dan freazer harus selalu siaga memastikan suhu udara terjaga secara konsisten, yaitu di bawah lima derajat Celsius. Hal ini dilakukan untuk memastikan kualitas makanan yang didistribusikan kepada siswa penerima manfaat tetap aman, layak konsumsi, dan bergizi.
"Bahan makanan baru dikeluarkan dari chiller atau freezer sekitar dua jam sebelum dimasak untuk memastikan kesegarannya tetap terjaga saat proses pengolahan dimulai," beber dia.
4. Menyesuaikan menu MBG agar tak cepat rusak

Dalam prosesnya, dapur SPPG menyesuaikan setiap bahan makanan yang disiapkan dengan kuantitas yang dibutuhkan, mulai beras, protein nabati dan hewani, hingga sayuran yang akan dimasak.
Setelah itu bahan dicuci terlebih dahulu sebelum dimasak sesuai dengan bumbu yang sudah disiapkan. "Semua bahan yang sudah dimasak seperti lauk pauk, sayur mayur dan nasi sebelum dibagi dalam setiap porsi didinginkan terlebih dahulu menghindari penguapan yang dapat menyebabkan makanan cepat basi," jelas dia.
Setelah makanan didinginkan, petugas membaginya ke dalam ompreng dan menghitung jumlahnya untuk memastikan sesuai kebutuhan. Setelah itu, tim Dokkes Polda Sumsel memeriksa kualitas makanan guna memastikan aman dan layak dikonsumsi.
"Setelah dipastikan makanan aman dan layak untuk dikonsumsi lalu distribusikan oleh relawan yang bertugas mendistribusikan makanan ke sekolah-sekolah penerima manfaat yang berada disekitar Pakri," jelas dia.
Dengan sistem kerja yang disiplin dan pengawasan ketat dari Dokkes Polda Sumsel, dapur SPPG Pakri menjadi contoh dapur MBG yang mampu menjaga mutu dan keamanan pangan. Di balik setiap porsi makanan bergizi gratis yang tersaji di sekolah, ada kerja keras dari ratusan tangan di dapur yang memastikan anak-anak tetap sehat dan siap belajar.


















