Kecelakaan di Sumbar Meningkat Selama Libur Lebaran 2025

- Jumlah kecelakaan lalu lintas di Sumatra Barat meningkat 20% dari tahun sebelumnya
- Jumlah korban tewas naik 38%, korban luka ringan naik 33%, namun korban luka berat turun 117%
- Kebanyakan kendaraan yang terlibat kecelakaan adalah sepeda motor, terjadi malam hari, dan banyak pengendara tidak memiliki SIM
Padang, IDN Times - Jumlah kecelakaan lalu lintas di Sumatra Barat meningkat selama libur Idul Fitri 2025. Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Sumbar mencatat kenaikan kasus sebanyak 20 persen dibanding 2024.
"Selama Operasi Ketupat jumlah kecelakaan lalu lintas di Sumatra Barat tercatat sebanyak 108 kasus. Angka tersebut naik sebesar 20 persen dibanding tahun sebelumnya," kata Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Nur, Kamis (10/4/2025).
Tetapi, peningkatan angka kecelakaan lalu lintas tersebut berbanding terbalik dengan jumlah kendaraan yang masuk ke Sumatra Barat dari Riau, Jambi maupun Bengkulu.
1. Korban meninggal dunia meningkat

Dwi mengatakan, jumlah kecelakaan yang terjadi itu juga berbanding lurus dengan angka korban tewas dalam setiap kejadian kecelakaan selama Operasi Ketupat.
"Untuk jumlah korban meninggal dunia sebanyak 21 orang meningkat sebesar 38 persen dibanding tahun lalu yang tercatat sebanyak 13 orang," katanya.
Tidak hanya korban tewas, jumlah korban luka ringan juga mengalami peningkatan sebesar 33 persen. Tercatat, korban luka ringan pada tahun sebelumnya sebanyak 134 orang dan tahun ini 201 orang.
"Tapi untuk korban yang mengalami luka berat menurun sebesar 117 persen dibanding tahun lalu. Tahun 2024 jumlah korban luka berat sebanyak 26 orang dan tahun ini sebanyak 12 orang," katanya.
2. Mayoritas kecelakaan sepeda motor

Dwi mengungkapkan, mayoritas kendaraan yang terlibat kecelakaan tersebut adalah sepeda motor yang jumlahnya mencapai 121 kendaraan selama operasi ketupat.
"Selain sepeda motor, ada jumlah mobil penumpang sebanyak 44 kendaraan, mobil barang sebanyak 15 dan ada juga bus tercatat 3 kali kecelakaan," katanya.
Menurutnya, mayoritas kecelakaan tersebut terjadi malam hingga tengah malam sekitar pukul 21.00 WIB sampai pukul 24.00 WIB sebanyak 24 kasus.
"Untuk waktu-waktu lainnya ada yang 16 kasus dan ada juga yang 3 kasus," katanya.
3. Kasus terbanyak di wilayah Polresta Padang

Dwi mengungkapkan, kecelakaan yang terjadi di Sumatra Barat tersebut tercatat paling banyak terjadi di wilayah hukum Polresta Padang dengan total 21 kasus.
"Selanjutnya ada di Polres Pasaman Barat yang tercatat sebanyak 11 kasus, di Polres Bukittinggi sebanyak 9 kasus, Polres Sijunjung 9 kasus, Polres Pasaman 9 kasus, Polres Padang Pariaman 8 kasus dan Polres Solok 8 kasus," katanya.
Untuk jumlah korban tewas tercatat terjadi di Polresta Padang sebanyak 4 korban, Polres Pasaman Barat 3 korban, Polres Bukittinggi 3 korban, Polres Sijunjung 2 korban, Polres Pasaman 1 korban, Polres Padang Pariaman 1 korban, Polres Tanah Datar 2 korban, Polres Pesisir Selatan 1 korban, Polres Agam 2 korban dan Polres Solok Kota 1 korban.
4. Mayoritas pengendara tidak punya SIM

Menurut Dwi, mayoeitas pengendara yang terlibat kecelakaan lalu lintas tersebut tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) yang didominasi oleh karyawan swasta.
"Untuk jumlah pengendara yang tidak memiliki SIM sebanyak 64 pengendara yang terlibat kecelakaan lalu lintas selama operasi ketupat," katanya.
Menurutnya, rentang umur pengendara yang terlibat kecelakaan lalu lintas tersebut berkisar 15 sampai 19 tahun dengan jumlah korban sebanyak 41 orang.
"Jika dilihat dari profesi, kebanyakan adalah karyawan swasta sebanyak 55 orang dan selanjutnya adalah pelajar dan mahasiswa sebanyak 29 orang," katanya.