Bantahan Kreator Konten Palembang Dianggap Ganggu Ketertiban di Ampera

- Kreator konten membantah klaim bahwa siaran langsung mereka di Jembatan Ampera mengganggu ketertiban umum.
- Pemkot Palembang anggap aktivitas kreator mengganggu, namun kreator menyebut hanya penertiban kendaraan yang dilakukan.
- Pembatasan yang dilakukan pemerintah dalam membatasi gerak kreativitas para kreator konten dianggap berlebihan oleh mereka.
Palembang, IDN Times - Para kreator konten yang kerap melakukan aktivitas siaran langsung melalui media sosial di Ikon Palembang, Jembatan Ampera tak terima dituduh menjadi biang yang mengganggu ketertiban umum.
Salah seorang kreator konten Keken Bintaro yang kerap melakukan siaran langsung menggunakan akun TikTok @Ke2n mengatakan, tudingan yang disematkan kepada mereka tidak mendasar. Mereka hanya menyalurkan kreativitas sekaligus mempromosikan Palembang dari setiap aktivitas mereka di medsos.
"Banyak yang senang melihat ikon Palembang. Ada juga yang akhirnya tertarik datang ke Palembang, karena melihat live kami dan ingin berkunjung ke Jembatan Ampera di malam hari," ungkap Keken, Rabu (14/5/2025).
1. Bantah ganggu ketertiban umum

Keken menerangkan, beberapa waktu terakhir muncul klaim aktivitas mereka mulai dipantau oleh Pemkot Palembang. Bahkan, Satpol PP bersama Dishub Palembang sempat mendatangi para kreator konten Sabtu (10/5/2025) lalu untuk ditertibkan.
Pemkot Palembang menganggap aktivitas para kreator telah mengganggu ketertiban umum, terutama arus lalu lintas kendaraan di sekitar lokasi.
"Dari berita yang beredar, seolah keberadaan kita mengganggu dan dibubarkan oleh aparat. Saya sangat menyayangkan narasi seperti itu yang beredar. Karena saat itu, hanya penertiban kendaraan saja," jelas dia.
2. Banyak kreator asal Sumsel yang tertarik live di Ampera

Kejadian di malam minggu tersebut memang dinilai tidak seperti biasanya. Pada malam itu, ramai pengunjung yang berdatangan ke Ampera, padahal pada hari biasa hanya belasan kreator yang datang untuk siaran langsung.
Sebelum aksi pembubaran itu juga, para TikToker Palembang tengah menyambut konten kreator dari Lampung dan Jakarta, yang sebelumnya tertarik dengan ikon Jembatan Ampera yang menjadi lokasi live TikTokers di Palembang.
“Mereka sengaja datang ke Palembang, ingin mencoba live di atas Jembatan Ampera. Antusias konten kreator dari luar Sumsel begitu tinggi. Karena biasanya, TikTokers lain sering live di lokasi yang tidak ikonik di daerah masing-masing. Tapi sayangnya, jadi pengalaman kurang mengenakkan bagi mereka saat datang ke sini," jelas dia.
3. Nilai Ampera jadi lebih aman sejak mereka siaran

Langkah pemerintah dalam membatasi gerak kreativitas para kreator konten dinilai berlebihan. Dirinya tidak membantah, para kreator konten yang kerap melakukan siaran langsung memarkirkan kendaraannya di trotoar Ampera bukan di bahu jalan.
Baginya hal itu tidak menganggu selagi tidak ada kemacetan yang ditimbulkan. Para TikToker juga enggan disalahkan dengan adanya kendaraan yang berada di trotoar dan dianggap mengganggu pejalan kaki.
"Kami tidak pernah mendengar ada pejalan kaki yang diganggu atau mengalami aksi kriminalitas di atas Jembatan Ampera. Seperti aksi pemerasan oleh oknum pengamen, jambret, copet bahkan begal pun tak pernah terdengar terjadi di Jembatan Ampera saat kami sering berkumpul dan live bareng, bahkan sambil nongkrong hingga jam 3 subuh," jelas dia.
Aksi siaran langsung yang dilakukan malam hingga dini hari memaksa mereka membawa motor ke trotoar Ampera. Hal ini terpaksa dilakukan karena kantong parkir yang berada di bawah Ampera tutup saat pukul 23.00 WIB.
"Kami justru takut meninggalkan kendaraan di parkiran yang tutup. Apa lagi saat ini marak kasus pencurian motor," jelas dia.
4. Sebut banyak mobil yang berhenti di Ampera sebabkan kemacetan

Keken mengatakan, kemacetan yang terjadi di Ampera saat malam hari justru terjadi karena adanya kendaraan yang berhenti di sana untuk berfoto. Dirinya mengaku, sudah mencoba mengingat mereka untuk tidak berhenti di bahu jalan namun usahanya itu kerap tak didengar.
"Yang bikin macet itu adalah para pengunjung Jembatan Ampera yang membawa kendaraannya dan diparkirkan di bahu jalan, tapi durasi mereka parkir kendaraan juga sekitar 15 menitan. Kita tidak mungkin melarang mereka parkir di sana, karena kita tidak punya kewenangan untuk itu," jelas dia.
Keken menyebutkan, mereka tidak selalu melakukan siaran langsung di Jembatan Ampera. Terkadang, aktivitas siaran langsung itu dilakukan di beberapa tempat keramaian lainnya seperti di bawah jEmbatan Ampera, Kambang Iwak, Pulau Kemaro Hingga Stadion Jakabaring.
"Kalau kondisi saat ini masih live TikTok di atas Jembatan Ampera. Tapi kami masih bingung, mau diparkir di mana kendaraan kami. Semoga dengan kejadian ini, ada solusi dari pemerintah, agar kami bisa berkreativitas tanpa dipandang menganggu kenyamanan publik," jelas dia.