Balai Karantina Sumsel Kirim Serat Nanas Prabumulih ke Spanyol

- Serat kulit nanas Prabumulih diekspor ke Spanyol untuk industri tekstil dan kerajinan.
- Langkah ekspor ini merupakan bagian dari program hilirisasi dan industrialisasi pemerintahan Prabowo-Gibran.
- Balai Karantina memastikan kualitas serat nanas untuk memenuhi standar pasar global melalui pengecekan fisik produk.
Palembang, IDN Times - Upaya hilirisasi nanas Prabumulih menjadi serat dilakukan oleh Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sumsel. Baru-baru ini Balai Karantina melakukan pengiriman sampel serat kulit nanas Prabumulih untuk dikirimkan ke Spanyol.
"Kami memastikan sampel serat kulit nanas ini sehat dan memiliki kualitas yang baik. Ini merupakan langkah penting untuk membuka peluang ekspor serat kulit nanas asal Prabumulih ke pasar global," ungkap Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan Tumbuhan Sumsel, Kostan Manalu, Selasa (4/3/2025).
1. Berharap ekspor dapat dilakukan berkelanjutan

Kostan menjelaskan, pengiriman sampel ekspor tersebut dilakukan untuk memperkuat hilirisasi dan industrialisasi yang menjadi program Asta Cita pemerintahan Prabowo-Gibran. Menurutnya, kulit nanas Prabumulih memiliki potensi besar menembus pasar global, terutama untuk industri tekstil dan kerajinan.
"Kami berharap ekspor langsung dari Sumsel dapat berkelanjutan, membawa manfaat ekonomi bagi petani dan pengusaha lokal di Prabumulih, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional," jelas dia.
2. Selama ini serat nanas Prabumulih diekspor dari Jakarta

Kostan berharap langkah mengekspor serat nanas ini menjadi langkah Sumsel melakukan ekspor berkelanjutan di masa mendatang. Dirinya yakin, serat nanas Prabumulih mampu menjadi gerbang ekspor skala besar di masa mendatang.
"Selama ini komoditas tersebut dilalu-lintaskan antararea terlebih dahulu, kemudian diekspor dari Jakarta," jelas dia.
3. Sumsel menjadi sentra produksi nanas kedua terbesar

Menurut Kostan, untuk memastikan kualitas kulit nanas tersebut dapat diterima di pasar global, Balai Karantina melakukan pengecekan menyeluruh mengenai kualitas dengan mengecek fisik produk.
"Melalui bimbingan intensif dari Karantina Sumsel, kini eksportir telah memahami prosedur ekspor dan mampu mengekspor langsung dari Sumsel. Hal demikian sejalan dengan pernyataan Kepala Barantin Sahat M. Panggabean, bahwa dengan digitalisasi dapat tertelusur atau traceability untuk asal komoditas," jelas dia.
Dilansir data Badan Pusat Statistik, Sumatera Selatan merupakan sentra produksi nanas, menghasilkan sebanyak 477,43 ribu ton pada 2023. Sumsel sendiri merupakan daerah penghasil kedua terbesar nanas setelah Provinsi Lampung sebanyak 722,85 ribu ton.