315 Ribu Warga Sumbar dalam Garis Kemiskinan, BPS: Terus Menurun

Padang, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sebanyak 315.430 masyarakat Sumatra Barat berada dalam garis kemiskinan.
"Hingga September 2024, tercatat 5,42 persen masyarakat Sumatra Barat berada dalam garis kemiskinan," kata Kepala BPS Sumbar, Sugeng Arianto dalam keterangan resminya, Jumat(17/1/2025).
Ia mengungkapkan, masyarakat yang dikatakan berada dalam garis kemiskinan adalah mereka yang memiliki pengeluaran sebesar Rp714.991 per kapita per bulan.
1. Angka kemiskinan berkurang

Sugeng mengungkapkan, angka kemiskinan di Sumatra Barat pada September 2024 berkurang sebesar 30,30 ribu orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2024.
"Pada Maret 2024, tercatat sebanyak 345.730 orang dan angka tersebut sudah cukup jauh berkurang pada September 2024," katanya.
Turunnya angka tersebut, seiring dengan penurunan angka kemiskinan di daerah perkotaan dan pedesaan di Sumatra Barat.
"Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2024 sebesar 4,72 persen turun menjadi 4,16 persen pada September 2024. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada Maret 2024 sebesar 7,28 persen turun menjadi 6,79 persen pada September 2024," katanya.
2. Penurunan angka garis kemiskinan dipengaruhi produk makanan

Sugeng mengungkapkan, peran komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibanding peran komoditas nonmakanan.
"Sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan pada September 2024 tercatat sebesar 75,92persen," katanya.
Menurutnya, ada tiga jenis komoditas makanan yang berpengaruh paling besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di Sumatra Barat.
"Komoditas itu adalah beras, rokok kretek filter, cabe merah (di perkotaan dan di perdesaan). Sementara itu lima komoditas bukan makanan yang paling dominan adalah biaya perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi," katanya.
3. Angka kemiskinan Sumbar 9 tahun terakhir

BPS mencatat, angka kemiskinan di Sumatra Barat menurun cukup drastis jika dibandingkan tahun 2015 lalu.
"Angka masyarakat yang masuk dalam garis kemiskinan paling tinggi tercatat pada tahun 2016 sebanyak 376,51 orang," katanya.
Hingga menjelang pandemi Covid-19, menurut Sugeng, angka itu terus menurun dan kembali meningkat pada tahun 2020 hingga 2021.
"Pada tahun 2021, tercatat sebanyak 370,67 orang. Angka itu terus menurun sampai September 2024 kemarin," katanya.