3 Kecamatan di Muba Terdampak Banjir, Perekonomian Warga Lumpuh

- Intensitas hujan tinggi sejak Maret 2025 menyebabkan banjir di enam desa di Kabupaten Musi Banyuasin, dengan ketinggian air bervariasi.
- Banjir disebabkan oleh tingginya intensitas hujan dan air kiriman luapan Sungai Rawas, serta kondisi geografis desa yang rendah dan dekat sungai.
- Masyarakat lumpuh total, membutuhkan bantuan makanan dan dapur umum karena tidak bisa bekerja akibat banjir. BPBD telah menyediakan dapur umum untuk korban banjir.
Musi Banyuasin, IDN Times - Intensitas hujan yang semakin tinggi mengguyur wilayah Kabupaten Musi Banyuasin sejak awal Maret 2025 menyebabkan banjir di beberapa desa. Berdasarkan laporan dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) BPBD Muba, kini ada enam desa di tiga kecamatan terdampak banjir dengan ketinggian air yang bervariasi.
Desa yang terdampak banjir antara lain Desa Air Balui, Ulak Embacang, Pengage, dan Ngulak III di Kecamatan Sanga Desa. Lalu Desa Sereka di Kecamatan Babat Toman dan Desa Petaling di Kecamatan Lais.
1. Desa Petaling paling terdampak

Kepala BPBD Muba Pathi Riduan mengatakan, banjir terjadi akibat tingginya intensitas hujan dan air kiriman luapan Sungai Rawas. Hingga saat ini, Tinggi Muka Air (TMA) di beberapa desa terus meningkat.
"TMA di Desa Ulak Embacang tercatat jadi yang tertinggi, yakni 1,5 meter dengan 347 KK terdampak. Sementara itu Desa Petaling di Kecamatan Lais menjadi desa dengan jumlah terdampak terbesar mencapai 699 KK dan 632 rumah," ujarnya, Minggu (9/3/2025).
2. Sebagian besar merupakan rumah panggung

Menurutnya, warga masih dapat beraktivitas karena sebagian besar rumah merupakan rumah panggung. Namun pihaknya terus memantau situasi dan siap melakukan langkah-langkah mitigasi jika diperlukan.
"Selain curah hujan tinggi, banjir ini diperparah oleh kondisi geografis desa-desa tersebut yang berada di daerah rendah dan dekat sungai," terangnya.
Hingga kini BPBD terus melakukan pemantauan serta koordinasi dengan pihak terkait untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut.
"Masyarakat diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan meningkatnya debit air dan segera melaporkan jika ada kondisi darurat yang memerlukan bantuan lebih lanjut," jelasnya.
3. Kondisi air buruk dan berpotensi berbahaya

Sementara itu, sebagai salah satu wilayah paling terdampak, Desa Ulak Embacang yang memiliki seluruh fasilitas umum dan rumah total 342 KK kini masih terendam. Dilaporkan aktivitas masyarakat lumpuh total. Sementara air terus menggenangi Dusun I, II, III, dan IV.
Kepala Desa Ulak Embacang, Nuraidin menyebutkan, untuk Dusun II, III, dan IV mengalami dampak terparah dengan ketinggian air lebih dari 2 meter.
"Banjir kali ini adalah yang terparah dalam lima tahun terakhir. Warga sangat membutuhkan bantuan, terutama makanan dan dapur umum, karena mereka tidak bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan sejak banjir melanda,” ujar Nuraidin.
Selain merendam rumah warga, banjir juga membawa air yang berwarna kuning pekat yang berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat.
"Kondisi air sangat buruk dan bisa berdampak pada kesehatan warga. Pihak BPBD juga telah menyediakan dapur umum untuk memastikan kebutuhan makanan para korban banjir tercukupi," ungkapnya.