Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Tak Ada Lagi PCR dan Antigen, Hunian di Hotel Sumsel Naik 60 Persen

Ilustrasi karyawan menyemprotkan cairan disinfektan di kamar hotel. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Palembang, IDN Times - Pencabutan tes kesehatan COVID-19 dengan Polymerase Chain Reaction (PCR) dan antigen untuk pelaku perjalanan, turut memengaruhi persentase okupansi atau penghunian kamar (TPK) hotel di Sumatra Selatan (Sumsel).

"Okupansi meningkat hingga 60 persen di Sumsel terutama di Palembang sejak 28 Februari. Okupansi ini mulai beranjak naik, karena dipengaruhi tidak ada lagi syarat tes COVID-19," ujar Sekretaris Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumsel, Jhon Johan Tisera, Minggu (20/3/2022).

1. Okupansi hotel didominasi tamu kunjungan lokal

Ilustrasi suasana 101 Hotel di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Berdasarkan survei kunjungan tamu hotel, pengunjung umumnya adalah wisatawan lokal. Sedangkan wisatawan dari luar Sumsel masih di angka 5-10 persen dari keseluruhan jumlah tamu yang menginap di hotel.

"Rata-rata tamu hotel yang menginap lebih dari dua hari. Tamu Didominasi wisatawan lokal Palembang dan sejumlah kabupaten di Sumsel," kata dia.

2. Kondisi okupansi hotel dibandingkan tahun 2021

Iustrasi karyawan menyemprotkan cairan disinfektan di kamar Hotel (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Peningkatan okupansi di hotel Sumsel terutama di Palembang, turut dipengaruhi high season atau musim liburan. Hal ini juga disebabkan memasuki momen bulan puasa.

"Walau sedang berada pada high season, tapi ini belum bisa dikatakan normal. Paling tidak ini sudah menjadi lebih baik dari tahun lalu," timpalnya.

3. Memprediksi situasi normal pada 2023

Antisipasi Corona, Hotel di Palembang Beri Sanitizer dan Masker ke Pengunjung (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Jhon memprediksi persentase okupansi hotel dapat meningkat signifikan hingga 100 persen pada 2023, dengan rata-rata tingkat hunian normal di atas 50 persen.

"Kami berharap paling tidak lebih baik dari pandemik lalu, tapi untuk kembali normal seperti tahun 2019 belum, masih jauh," ungkap dia.

4. Kendala terberat selama pandemik COVID-19

Ilustrasi pembersihan hotel (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Ia mengaku kendala terberat yang dihadapi pelaku usaha perhotelan saat pandemik COVID-19 adalah penurunan pendapatan ekonomi daerah, hingga memengaruhi pengurangan karyawan dalam jumlah besar.

"Gaji gak dibayar full. Cukup dibuat repot, sangat berdampak pandemi kemarin," tandasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Feny Maulia Agustin
Deryardli Tiarhendi
Feny Maulia Agustin
EditorFeny Maulia Agustin
Follow Us