Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Raup Rp5,24 Miliar, Sumsel Ekspansi Ekspor Paha Kodok ke Prancis

IMG-20250803-WA0002.jpg
Ekspor paha kodok asal Sumsel (Dok. Karantina Sumsel)
Intinya sih...
  • Sumatra Selatan (Sumsel) berhasil ekspor paha kodok ke Prancis sebanyak 32,06 ton dengan nilai Rp5,24 miliar.
  • Kepala Karantina Sumsel Endah Ekandari menyatakan dukungan terhadap upaya pelaku usaha untuk menembus pasar ekspor dan menjaga kualitas produk.
  • Komitmen Karantina Sumsel untuk mendorong akselerasi ekspor komoditas unggulan serta memberdayakan masyarakat lokal di sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan.

Palembang, IDN Times - Meraup nilai ekspor hingga Rp5,24 miliar pada awal Agustus 2025, Sumatra Selatan (Sumsel) berhasil menembus pasar global pengiriman komoditas paha kodok.

Ekspansi ekspor Sumsel paha kodok dikirim ke Prancis sebanyak 32,06 ton. Sebelum ke negara tujuan, paha kodok dipastikan memenuhi syarat ekspor serta tersertifikasi Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Karantina Badan Karantina Indonesia (Barantin).

1. Produk ekspor dipastikan sesuai standar

IMG-20250803-WA0004.jpg
Ekspor paha kodok asal Sumsel (Dok. Karantina Sumsel)

Menurut Kepala Karantina Sumsel Endah Ekandari, ekspor paha kodok merupakan komitmen berbagai stakeholder Sumsel untuk menjaga kualitas produk dan memperluas akses pasar global.

"Kami mendukung penuh upaya pelaku usaha untuk menembus pasar ekspor. Melalui tindakan karantina, kami pastikan setiap produk yang dikirim adalah yang terbaik dan sesuai persyaratan," katanya dalam keterangan rilis yang diterima, Minggu (3/8/2025).

2. Penangkap kodok merupakan kegiatan mata pencaharian alternatif

IMG-20250803-WA0007.jpg
Ekspor paha kodok asal Sumsel (Dok. Karantina Sumsel)

Ekspor paha kodok ke Eropa Barat itu, tak hanya memberikan nilai ekonomi yang besar, melainkan turut mendorong pemberdayaan masyarakat lokal, terutama para penangkap kodok di pedesaan.

"Ini sejalan dengan arahan Kepala Barantin Sahat M. Panggabean untuk menggerakkan perekonomian daerah," ujarnya.

Sri Endah menyampaikan, aktivitas penangkap kodok merupakan kegiatan mata pencaharian alternatif. Harapannya juga bisa mendorong pemanfaatan sumber daya hayati berkelanjutan.

"Dengan tetap mengedepankan prinsip konservasi keseimbangan ekosistem," jelas dia.

3. Ekspor kodok Sumsel di 2024 naik 405,85 persen

IMG-20250803-WA0008.jpg
Ekspor paha kodok asal Sumsel (Dok. Karantina Sumsel)

Berdasarkan data tahun 2023, Karantina Sumsel mendapati ekspor paha kodok di sebanyak 17,08 ton. Sedangkan sepanjang 2024 volume ekspor mencapai 86,4 ton atau meningkat signifikan sebesar 405,85 persen.

"Kami berkomitmen terus berperan aktif mendorong akselerasi ekspor berbagai komoditas unggulan Sumsel," kata Sri Endah.

Komitmen tersebut lanjutnya, dilakukan lewat layanan karantina cepat, tepat, dan profesional. Lalu ke depan, kontribusi sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan Sumsel terhadap nilai ekspor bisa makin meningkat.

4. Paha kodok diolah sesuai standar keamanan pangan

IMG-20250803-WA0002.jpg
Ekspor paha kodok asal Sumsel (Dok. Karantina Sumsel)

Diketahui, komoditas paha kodok yang diminati pasar Prancis, yakni kodok rawa. Biasanya, jenis ini berada di lahan basah dan persawahan. Setelah ditangkap, bagian paha kodok yang memiliki nilai komersial, kemudian diolah sesuai pengolahan standar keamanan pangan.

Proses pengolahan dilakukan oleh eksportir yang telah memiliki sertifikasi resmi dan menerapkan Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP). Sistem tersebut memastikan seluruh tahapan produksi mulai dari penerimaan bahan baku, pemrosesan, hingga pengemasan terjaga dari potensi bahaya dan ancaman keamanan pangan.

Sejumlah pemeriksaan hama dan penyakit yang dilakukan, meliputi pemeriksaan fisik, pengawasan tempat pengolahan, dan verifikasi dokumen. Seluruh proses dilakukan sesuai prosedur untuk menjaga standar keamanan, mutu, dan kelancaran ekspor.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us