Prospek Ekonomi Sumsel 2026: Inflasi Stabil-Pertumbuhan Terjaga

- Sumsel pada triwulan III 2025 mencapai pertumbuhan ekonomi 5,20 persen dan inflasi stabil di 3,49 persen (yoy).
- Transaksi QRIS tumbuh signifikan di angka 86,33 persen (yoy), memperkirakan pertumbuhan ekonomi Sumsel tetap solid di kisaran 4,80-5,60 persen secara year on year.
- Pemprov Sumsel berencana menggeser strategi ekspor dengan mengembangkan pasar komoditas kelapa sebagai bintang baru ekspor daerah.
Palembang, IDN Times - Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Sumatra Selatan (Sumsel) Duddy Adiyatna memprediksi pertumbuhan ekonomi pada 2026 mendatang dalam tren positif. Dia memproyeksikan ekonomi Sumsel terjaga dan nilai inflasi terkendali. Sementara, prospek keuangan diperkirakan stabil hingga menguat.
"Sumsel masih memiliki ruang pertumbuhan yang sangat besar. Kuncinya adalah sinergi, inovasi, dan optimisme yang harus terus kita jaga bersama,” ujarnya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2025 yang dikutip IDN Times, Senin (29/12/2025).
1. Inflasi Sumsel masih dalam rentang stabil

Berdasarkan nilai ekonomi, Sumsel pada triwulan III tahun 2025 berada pada kondisi positif di angka 5,20 persen secara year on year (yoy). Nilai tersebut berada pada capaian melebihi angka nasional dan menjadi yang tertinggi kedua di Sumatera. Sedangkan untuk stabilitas harga, Sumsel saat ini tercatat pada nilai inflasi 3,49 persen (yoy) per Oktober.
"Inflasi saat ini masih berada dalam sasaran inflasi nasional yakni dalam rentang 2,5±1 persen," kata Duddy.
2. Ekonomi hijau jadi potensi keuangan di Sumsel

Pertumbuhan ekonomi Sumsel yang berada pada tren positif turut disokong dengan peningkatan transformasi sistem pembayaran digital yang kian menguat. Berdasarkan catatan BI, transaksi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) pada Oktober 2025 tumbuh signifikan di angka 86,33 persen (yoy) dengan volume 115,58 persen (yoy).
Dari data itu, Kantor Perwakilan BI Sumsel memperkirakan ekonomi pada 2026 akan tetap solid dengan pertumbuhan di kisaran 4,80-5,60 persen secara year on year. Stabilitas ekonomi daerah, lanjut Duddy, tak terlepas dari pengembangan sektor dan akselerasi niaga.
"Sumber-sumber pertumbuhan baru seperti ekonomi hijau yang selaras dengan tren global serta program Astacita akan menjadi penggerak penting ekonomi Sumsel ke depan,” katanya.
3. Sumsel rencanakan prospek ekspor komoditas kelapa

Sementara berdasarkan potensi dan peluang pengembangan ekonomi Sumsel ke depan, pemerintah provinsi berencana menggeser strategi ekspor. Yakni, daerah tak ingin lagi bergantung pada satu komoditas unggulan.
Pada 2026, Pemprov Sumsel mengupayakan diversifikasi pasar komoditas kelapa yang digadang-gadang bakal menjadi bintang baru ekspor daerah. Rencana pengembangan ekspor kelapa itu pun harus diperkuat dengan fondasi pembiayaan pelaku usaha yang menyasar tingkat petani hingga calon eksportir.


















