Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Nilai Tukar Petani Hortikultura Sumsel Naik 3,70 Persen

Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto (Dok. BPS Sumsel untuk IDN Times)
Intinya sih...
  • NTP Sumatera Selatan April 2025 hanya tumbuh positif untuk tanaman hortikultura, naik 3,70 persen menjadi 95,24.
  • Namun secara menyeluruh NTP Sumsel merosot tajam, terkontraksi 7,12 persen menjadi 123,47 dipengaruhi penurunan IHK petani.
  • Empat subsektor yang terkontraksi adalah tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan dengan penurunan tertinggi pada tanaman perkebunan rakyat.

Palembang, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Nilai Tukar Petani (NTP) di Sumatra Selatan (Sumsel) pada April 2025 hanya bergerak positif untuk tanaman hortikultura. Yakni di angka 95,24 atau tumbuh positif pada kenaikan 3,70 persen.

"Dari lima subsektor pendorong NTP, hanya satu yang mengalami pertumbuhan positif yaitu hortikultura," kata Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto, Senin (5/4/2025).

1. NTP Sumsel merosot 7,12 persen pada April 2025

ilustrasi petani di kebun teh (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Namun untuk NTP Sumsel secara menyeluruh kata dia, pada April tahun ini NTP merosot tajam. Yakni terkontraksi 7,12 persen menjadi 123,47. Kontraksi tersebut dipengaruhi penurunan indeks harga konsumen (IHK) yang diterima petani sebesar 5,90 persen.

"Sedangkan indeks harga yang dibayar petani naik 1,31 persen," jelasnya.

2. NTP perkebunan rakyat di Sumsel turun

Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Berdasarkan lima subsektor yang memengaruhi nilai NTP Sumsel, empat lainnya yang terkontraksi adalah tanaman pangan sebesar 1,85 persen, tanaman perkebunan turun 8,82 persen peternakan turun 1,38 persen dan perikanan turun 1,29 persen.

“Dari empat subsektor itu, penurunan tertinggi terjadi pada tanaman perkebunan rakyat," kata Wahyu.

3. Harga karet terkontrasi 14 persen

Petani (Pixabay.com/pb29)

Kemudian dari NTP tanaman perkebunan rakyat, komoditas yang diterima petani dengan penurunan harga cukup tinggi yakni karet. Karet terkontraksi 14 persen, lalu kopi turun 3,07 persen, gabah turun 1,21 persen dan tandan buah sawit turun 1,5 persen.

Sementara untuk konsumsi rumah tangga pada level pedesaan, lonjakan terpantau terjadi di tarif listik, konsumsi bawang merah, tomat sayur, cabe merah dan bawang putih.

"Sektor biaya produksi, komoditas yang mengalami kenaikan yaitu sewa tanah untuk pertanian dan kemudian obat hama, pupuk, oli dan upah membajak," jelas dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Feny Maulia Agustin
Hafidz Trijatnika
Feny Maulia Agustin
EditorFeny Maulia Agustin
Follow Us