Ini Kata Polisi Soal Kasus Mata Merah dan Lebam Siswi SD di Palembang
- Proses penanganan kasus dugaan kekerasan anak SD di Palembang terus diselidiki polisi
- Hasil visum dan keterangan tambahan dari saksi diperlukan untuk mengungkap kebenaran kasus tersebut
- Korban diketahui memiliki riwayat penyakit batuk berkepanjangan yang diduga memicu timbulnya kemerahan pada matanya
Palembang, IDN Times - Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihhartono memastikan proses penanganan perkara dugaan kekerasan yang menimpa anak SD di Palembang terus diselidiki polisi. Langkah ini dilakukan polisi dengan mengumpulkan sejumlah alat bukti termasuk hasil visum korban FT (7).
"Hingga kini kasus tersebut masih dalam penyelidikan anggota Satreskrim Polrestabes Palembang, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA). Kami masih menunggu hasil visum, Nanti kedepannya akan kami sampaikan, sifatnya terbuka," ungkap Harryo, Rabu (5/11/2025).
1. Hasil penyelidikan saksi dan visum diperlukan polisi
Haryyo menyebut, penyidik telah memeriksa empat orang saksi untuk mengungkap dugaan kekerasan yang terjadi. Namun, pihaknya belum dapat menyimpulkan apakah kasus tersebut benar merupakan tindak kekerasan, karena masih perlu mengumpulkan bukti dan keterangan tambahan dari para saksi.
"Artinya (hasil visum) bisa memberikan gambaran peristiwa apa yang terjadi," jelas dia.
2. Mata korban diduga sudah memerah sebelum kejadian
Namun dari informasi awal dari pemeriksaan medis, Harryo menyebut korban sempat mengalami bintik merah pada mata sebelum menyebar. Hanya saja keterangan tersebut masih bersifat informasi awal dan masih didalami lebih lanjut.
"Informasi pemeriksaan awal dari puskesmas, dimana awalnya anak tersebut diperiksa karena memiliki bintik merah di merah pada matanya. Jadi kami akan mencocokan bintik merah yang beberapa hari kemudian menjadi kedua matanya merah," jelas dia.
3. Korban sempat alami kondisi batuk berkepanjangan
Selain itu, FT dikabarkan pernah mengalami batuk berkepanjangan yang diduga turut memicu timbulnya kemerahan pada matanya. Dalam dunia medis, jenis batuk tersebut dikenal sebagai pertusis.
"Untuk korban memiliki riwayat penyakit sudah hampir satu bulan terakhir mengalami batuk batuk dan diketahui dalam pembelajaran korban saat menulis mengalami kesulitan, hingga kemarin duduk ke bangku deretan ketiga dipindahkan di bangku depan," jelas dia.
