Harga Biji Kopi Sumsel Melejit, Pengusaha Pasok dari Bali dan Jawa

- Harga kopi petik Sumsel naik hingga Rp130 ribu per kilogram untuk biji kopi petik buah merah, meningkat dari sebelumnya di kisaran Rp50 ribuan.
- Kedai Kopi Loer kesulitan mendapatkan pasokan kopi Sumsel karena petani lebih memilih menjual ke tengkulak, mengakibatkan harga jual yang berpengaruh terhadap minat pembeli serta pendapatan harian.
- Kenaikan harga kopi tidak hanya terjadi di Sumsel tapi hampir terjadi di seluruh dunia, disebabkan oleh gagal panen di kawasan daerah penghasil kopi akibat angin kencang dan penutupan ekspor kopi Brazil.
Palembang, IDN Times - Harga biji kopi di Sumatra Selatan (Sumsel) terutama dari Pagar Alam dan Semendo, terus mengalami kenaikan hingga Rp130 ribu per kilogram untuk biji kopi petik buah merah. Sementara harga biji kopi kualitas asalan tembus di angka Rp72 ribu per kilogram.
Kenaikan harga kopi menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah. Padahal sebelumya harga biji kopi tersebut hanya di kisaran Rp50 ribuan.
"Untuk kopi Semendo dan Pagar Alam cukup sulit (mendapat pasokan), karena kami harus bersaing dengan eksportir. Makanya menu kopi kami kebanyakan dari luar Sumsel," ujar pengusaha kedai Kopi Loer, Mirza Oktaviansyah, Rabu (12/6/2024).
1. Pengusaha kopi di Palembang bisa menghabiskan 30 kilogram per hari

Kedai Kopi Loer dalam sebulan bisa menghabiskan 30-40 kilogram kopi dengan jenis houseblend (campuran Robusta dan Arabica). Tetapi karena dalam beberapa bulan terakhir harga kopi terus meningkat, mereka kekurangan pasokan kopi Sumsel.
"Petani lebih memilih menjual hasil panen ke tengkulak, dan pemasok kopi ke kedai hanya kebagian sedikit. Kami mencari pemasok atau roaster di luar Sumsel seperti dari Jawa dan Bali," jelasnya.
2. Pengusaha sebut kenaikan harga kopi sudah tak masuk akal

Selain kesulitan mendapatkan pasokan kopi Sumsel, pengusaha kopi terpaksa menaikkan harga jual yang berpengaruh terhadap minat pembeli serta pendapatan harian. Cukup banyak konsumen mengatakan kenaikan harga kopi terlalu tinggi.
"Kenaikan harga kopi berpengaruh terhadap ongkos produksi, jadi kami cari harga yang lebih murah (kopi) di luar Sumsel. Kenaikan ini terbilang sudah tidak masuk akal," timpalnya.
3. Kenaikan harga kopi tak hanya terjadi di Sumsel

Kepala Gerai Hutan Kopi Roasteri, Reza menyampaikan, kenaikan harga kopi tidak hanya terjadi di Sumsel tapi hampir terjadi di seluruh dunia. Penyebabnya gagal panen di kawasan daerah penghasil kopi akibat angin kencang.
"Brazil bahkan menutup ekspor kopi karena terkena badai paling parah. Sehingga harga kopi dunia menjadi naik," timpalnya.
Menurut Reza sudah sangat wajar apabila pengusaha kopi juga ikut menaikkan harga jual kopi kemasan atau kopi seduh. Sekarang harga kopi rata-rata di kedai mencapai Rp28 ribu per cup dari sebelumnya hanya Rp22-25 ribu per cup berdasarkan jenisnya.