BI Sumsel Evaluasi Keberadaan ATM Dalam Kondisi Digital Non Tunai

- Evaluasi keberadaan ATM merupakan program prioritas BI Sumsel untuk memantau perkembangan teknologi dan literasi keuangan digital.
- Perkembangan teknologi pembayaran digital seperti QRIS membuat perbankan mengkaji ulang peran ATM dalam melayani kebutuhan uang tunai masyarakat.
- BI Sumsel mendukung penyesuaian strategi pelayanan perbankan dengan mengurangi jumlah ATM dan memperluas infrastruktur inklusi keuangan di seluruh wilayah.
Palembang, IDN Times - Bank Indonesia Sumatra Selatan (BI Sumsel) bakal evaluasi keberadaan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di sejumlah wilayah, termasuk Palembang. Evaluasi tersebut dilakukan karena melihat kondisi perkembangan teknologi yang pesat dalam sektor digitalisasi non tunai di bidang keuangan.
"Keberadaan ATM memerlukan cost dan ini jadi perhitungan," ujar Kepala BI Sumsel, Bambang Pramono, Jumat (8/8/2025).
1. Evaluasi ATM dilakukan dalam kondisi perkembangan digital teknologi yang pusat

Evaluasi keberadaan ATM merupakan salah satu program prioritas Bambang Pramono, setelah dikukuhkan Rabu (6/8/2025) kemarin di Griya Agung Palembang, menggantikan pejabat sebelumnya, Ricky P Ghozali.
Menurutnya, secara kebutuhan ATM masih jadi bagian vital dalam penyediaan layanan perbankan kepada masyarakat dan jadi fasilitas penting. Namun, karena sekarang fokus BI Sumsel mengembangkan serta memperluas edukasi dan literasi keuangan digital, maka keberadaan ATM perlu dipantau lebih detil.
"Untuk hal penarikan uang tunai penting, tapi ini harus dilihat di tengah pesatnya perkembangan teknologi," kata dia.
2. Evaluasi ATM melihat berbagai pertimbangan

Bambang menyampaikan, dalam keadaan perkembangan teknologi yang pesat khususnya dalam sistem pembayaran digital seperti QRIS, peran ATM sekarang sedang dikaji mendalam oleh perbankan. Keberadaan ATM yang berkurang di daerah tersebut perlu memperhatikan beberapa hal.
"Jadi ATM ada biaya sewa, maintenance, keamanan dan lainnya. Meski sebenarnya ATM selama ini berfungsi sebagai perpanjangan tangan dalam melayani kebutuhan uang tunai masyarakat. Tapi, sebetulnya, masyarakat tidak perlu lagi datang ke kantor kas karena sudah tersedia ATM di berbagai titik,” jelasnya.
3. Pengurangan jumlah ATM dilakukan jika daerah sudah memenuhi literasi keuangan

Dia menyebut, ketika daerah tersebut sudah cukup tinggi literasi keuangan digital, maka bank akan mengurangi jumlah ATM. Maka, BI Sumsel mendukung langkah perbankan dalam menyesuaikan strategi pelayanan, termasuk penguatan layanan tunai melalui jalur digital dan perluasan infrastruktur yang mendukung inklusi keuangan di seluruh wilayah.
“Hal ini juga mempertimbangkan data dan tren transaksi yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam penggunaan kanal pembayaran non-tunai. Termasuk desa dan daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar)," kata Bambang.