Ragam Pantun Palembang, Identitas Budaya Melayu yang Masih Terjaga

Palembang, IDN Times - Salah satu sastra tutur dan tulis yang masih lestari di Kota Palembang adalah berpantun. Pantun merupakan bagian dari identitas budaya Melayu Palembang atau bisa menjadi sarana komunikasi yang santun dan halus dalam percakapan sehari-hari.
Di Palembang, kebiasaan berpantun merupakan bagian integral dari budaya Melayu Palembang dan memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam acara adat seperti pernikahan dan perayaan lainnya. Pantun sering digunakan dalam prosesi pernikahan, menyambut tamu, dan berbagai upacara adat lainnya.
Pantun diyakini dapat menciptakan suasana yang lebih indah dan bermakna. Seringkali pantun digunakan untuk menyampaikan pesan, nasihat, dan hiburan, serta sebagai sarana untuk menjaga tradisi lisan.
1. Pantun sastra tutur lisan yang memiliki empat baris

Sama seperti pakem pantun pada umumnya, pantun Palembang merupakan sastra tutur lisan yang memiliki empat baris, terdiri dari dua baris pertama sebagai sampiran dan dua baris berikutnya sebagai isi.
Sangat jarang menjumpai masyarakat sehari-hari berpantun dalam berkomunikasi. Namun pantun bisa digunakan sebagai hiburan dalam berbagai acara, salah satunya pertunjukan seni Dulmuluk yang merupakan seni peran dari Palembang.
2. Generasi muda wajib melestarikan pantun

Sebagai generasi muda, sudah menjadi kewajiban untuk terus melestarikan kebudayaan daerah, salah satunya adalah pantun Palembang. Berikut contoh dari pantun Palembang yang bisa kamu pelajari:
Pegi ke pasar meli sepatu
Sepatunyo tebuat dari kayu
Kalu kakak cinto samo aku
Payo ucapke kato I love you
Ke arab naek unto
Naek unto makan kurmo
Hendak ati nak becinto
Tapi nasebnyo idak di terimo
Kupu-kupu nempel di lampu
Jangan di oser make sapu
Kalu kakak memang cinto aku
Cepetlah datang ke rumah aku
3. Ayo buat sendiri pantun Bahasa Palembang!

Kamu pun bisa membuat sendiri pantun bahasa Palembang menggunakan kata-kata yang sopan dan sesuai rima pantun. Berikut contohnya:
Makan nasi samo garam
Banyu teh campur gulo
Dari tadi dodok temerem
Nunggui kopi dak datang jugo
Ke Mesir beli ulo tango
Beli ulo tango sambel naek unto
Walau banyak betino yang singgoh
Cuma adek yang kakak cinto
Pasar cinde pasar kalangan
Ke pasar kalangan meli selandang
Biar cuma sekedar ucapan
Salam bahagia dolor palembang
Ado teh di pucuk meja
Kurang manis ditambahlah gulo
Kalu adek mase sekola
Janganla dulu maen becinto
Ada cicak menempel di lampu
Jangan diusir memakai sapu
Kalau kakak memang cinto aku
Cepat bae lamarlah aku
Peninglah palak mun sakit gigi
Lah sakit gigi sakit pulo kaki
Cubolah bangun pagi- pagi
Malu di Ayam lah ngasi rezeki
Gulo batok dari Palembang
Manis nian katek duonyo
Kelakar betok itu khas Palembang
Menghibur hati buat tertawo