Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

3 Tips Terapkan Delay Responding untuk Kamu si People Pleaser

ilustrasi delay responding (freepik.com/BalashMirzabey)
Intinya sih...
  • Kebiasaan "people pleasing" bisa bikin stres tanpa disadari
  • Ambil nafas sebelum menjawab membantu tenang dan lebih bijak dalam merespon
  • Pakai kalimat penundaan untuk memberi diri sendiri waktu mempertimbangkan permintaan

Kamu sering banget merasa susah bilang “gak” ketika orang lain minta tolong, padahal kamu udah penuh dengan tugas sendiri? Kebiasaan ini, yang biasa disebut people pleasing, bisa bikin kamu stres tanpa disadari. Salah satu cara simpel untuk mulai menguranginya adalah dengan menerapkan teknik delay responding. Metode ini membantu kamu gak langsung mengiyakan permintaan orang lain tanpa berpikir panjang.

Dengan delay responding, kamu bisa kasih waktu buat diri sendiri buat mempertimbangkan permintaan daripada buru-buru menjawab cuma karena pengen menyenangkan orang lain. Teknik ini bukan cuma bikin kamu lebih bijak dalam merespon, tapi juga membantu menjaga batasan pribadi yang sering dilanggar karena rasa gak enak hati.

1. Ambil nafas sebelum menjawab

ilustrasi mengambil napas (freepik.com/cookie_studio)

Salah satu cara paling sederhana tapi ampuh buat ngelawan dorongan people pleasing adalah dengan ambil nafas dulu sebelum menjawab. Ketika seseorang minta bantuan atau ngasih tugas tambahan, biasanya dorongan pertama kita adalah langsung bilang “iya” tanpa mikir. Dengan ambil nafas, kamu kasih diri sendiri waktu buat tenang dan gak terburu-buru merespon. Napas yang dalam bikin pikiranmu lebih rileks, jadi kamu bisa mikir lebih jernih.

Selain bikin lebih tenang, ambil nafas juga bikin kamu sadar sepenuhnya akan situasinya. Bukannya langsung autopilot dan ngejawab demi nyenengin orang lain, kamu jadi lebih peka sama apa yang kamu rasain dan apa yang beneran kamu butuhin. Ini cara simpel yang bikin kamu lebih terkendali dalam ngasih keputusan, bukan keputusan yang cuma berdasar rasa gak enak hati.

2. Gunakan kalimat penundaan

ilustrasi menyuruh menunggu (freepik.com/cookie_studio)

Pakai kalimat penundaan bisa jadi trik jitu buat kamu yang sering keburu mengiyakan permintaan orang lain. Dengan respon seperti “Aku pikirin dulu, ya” atau “Coba kasih aku waktu buat cek,” kamu ngasih sinyal kalau kamu gak langsung available setiap saat. Ini bikin kamu punya ruang untuk mempertimbangkan apa yang beneran bisa atau mau kamu lakukan, tanpa harus langsung merasa terjebak dalam kewajiban.

Kalimat penundaan juga membantu orang lain paham kalau kamu perlu waktu untuk mikir, dan ini sah-sah aja. Gak ada aturan kamu harus selalu siap 24/7 buat ngebantu orang lain. Sebaliknya, dengan menunda, kamu kasih tahu mereka kalau kamu serius mikirin sebelum janji apa pun. Plus, kamu bisa terhindar dari janji-janji yang bikin kamu stres sendiri nantinya.

3. Sadari hak untuk menolak

ilustrasi menolak (freepik.com/benzoix)

Sadar kalau kamu punya hak untuk menolak itu penting banget, apalagi kalau kamu sering ngerasa terpaksa bilang "iya" hanya karena gak enak. Menunda jawaban sebenarnya jadi langkah pertama yang bagus, tapi ujung-ujungnya kamu juga perlu paham bahwa menolak itu pilihan yang valid. Gak semua permintaan harus diiyakan, dan bukan berarti kamu egois kalau memilih menolak sesuatu yang gak sesuai sama kemampuan atau waktu yang kamu punya.

Sering kali, rasa gak enak bikin kamu merasa kayak wajib bantu semua orang, padahal kenyataannya gak ada yang maksa kecuali perasaan kamu sendiri. Ketika kamu sadar bahwa menolak itu bagian dari menjaga kesehatan mental dan fisikmu, kamu jadi lebih percaya diri buat ngambil keputusan yang sesuai kebutuhanmu sendiri. Lagipula, menolak dengan cara yang sopan jauh lebih baik daripada mengiyakan sesuatu lalu malah menyesal di kemudian hari.

Terapkan delay responding buat ngasih diri sendiri waktu berpikir sebelum mengiyakan permintaan orang lain. Dengan begitu, kamu bisa lebih bijak dalam menentukan kapan harus bilang "iya" dan kapan perlu menolak.

Share
Topics
Editorial Team
Alfikri Saga
EditorAlfikri Saga
Follow Us