Stimulus Fiskal Kunci Stabilitas Ekonomi di Tengah Pandemik COVID-19

Ada tiga tujuan mencapai proyeksi keuangan

Palembang, IDN Times - Pertumbuhan ekonomi di tengah pandemik COVID-19 membuat sektor keuangan global melemah dan merosot. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) terakhir, Indonesia mengalami kontraksi cukup dalam di triwulan II 2020, yakni sebesar minus 5,32 persen year on year (yoy), dan khusus Sumatra Selatan (Sumsel) terkontraksi sebesar minus 1.37 persen.

Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumsel, Hari Widodo, salah satu upaya menjaga stabilitas ekonomi dalam kondisi sekarang adalah menerapkan stimulus fiskal. Yakni pemantauan jaring pengaman sosial, atau bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat yang terdampak COVID-19. Serta membentuk kebijakan yang tepat di tengah melambatnya konsumsi rumah tangga.

"Demikian pula dengan bentuk stimulus fiskal lain, seperti insentif pajak serta kebijakan ekonomi lain yang mendukung bangkitnya UMKM dan korporasi, serta pembukaan kembali sektor-sektor ekonomi yang aman dan produktif untuk memulihkan ekonomi," ujarnya melalui webinar 'Strategi Marketing di Tengah Pandemik COVID-19, Jumat (16/10/2020).

1. Melalui sistem temu responden membahas akurasi data ekonomi

Stimulus Fiskal Kunci Stabilitas Ekonomi di Tengah Pandemik COVID-19Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Hari menerangkan, respon ekonomi di tengah pandemik COVID-19 memang sangat dibutuhkan. Terlebih mengenai kebijakan terhadap upaya penanggulangan dampak langsung di masyarakat sekitar.

Oleh karena itu, pihaknya melakukan sinergi kebijakan antar lembaga untuk memulihkan kembali perekonomian Indonesia khususnya Sumsel.

"Sistemnya melalui temu responden membahas akurasi data perkembangan ekonomi dengan sistem survei," terang dia.

Hasilnya nanti dihitung dari jawaban konsumen yang dilakukan secara bulanan. Sehingga proyeksi ekspektasi inflasi dan kondisi ekonomi 6 bulan ke depan, menjadi salah satu indikator atas pertumbuhan ekonomi. 

Baca Juga: [WANSUS] Pemulihan Resesi Ekonomi Sumsel di Tengah Pandemik COVID-19

2. Pendataan melalui survei pelaporan konsumen

Stimulus Fiskal Kunci Stabilitas Ekonomi di Tengah Pandemik COVID-19Rapat virtual Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) bersama Kepala Perwakilan BI Hari Widodo (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Sebagai bank sentral, lanjut Hari, Bl mempunyai tujuan menjaga stabilitas ekonomi. Ada tiga tujuan mencapai proyeksi keuangan seperti mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.

BI melakukan sejumlah tugas yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta menjaga stabilitas sistem keuangan.

"Sistemnya melalui dukungan data informasi yang bersumber dan survei pelaporan, dan penyampaian data sehingga peran dan responden dalam setiap surveinya yang dilakukan oleh Bl menjadi sangat vital," tambah dia.

3. UMKM menjadi penopang ekonomi di Indonesia

Stimulus Fiskal Kunci Stabilitas Ekonomi di Tengah Pandemik COVID-19(Ilustrasi pertumbuhan ekonomi) IDN Times/Arief Rahmat

Selain itu, penanggulangan krisis ekonomi juga berpengaruh besar melalui jaringan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Terbukti pelaku usaha menjadi salah satu penopang ekonomi Indonesia yang mampu bertahan di tengah badai resesi.

"Surutnya kegiatan ekonomi masyarakat dan terganggunya jalur distribusi telah berdampak kepada kinerja UMKM, antara lain berupa penurunan omzet, terganggunya kontinuitas produksi dan terkendalanya akses kepada bahan baku sehingga tidak sedikit dari UMKM terpaksa menutup usahanya," jelasnya.

Kendati demikian, sambung Hari, ada pula UMKM yang mampu bertahan dan memanfaatkan peluang-peluang baru yang muncul di masa Pendemik COVID-19, yakni dengan terus berinovasi dan mulai memanfaatkan pemasaran secara digital.

4. Dorong pertumbuhan UMKM dengan memberi fasilitas pengembangan aspek

Stimulus Fiskal Kunci Stabilitas Ekonomi di Tengah Pandemik COVID-19Gedung Kantor Bank Indonesia Wilayah Sumsel (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Dalam mendorong kebangkitan UMKM, Bank Indonesia melaksanakan fasilitasi dan pengembangan UMKM dalam beberapa aspek. Yaitu aspek produksi berupa kurasi produk kreatif, aspek pemasaran berupa fasilitasi akses perluasan pasar melalui capacity building dan pameran, lalu fasilitasi UMKM yang mendukung ekspor dan pariwisata.

"Serta adanya fasilitasi UMKM digital dengan menghubungan UMKM dengan digital payment atau e-commerce. Termasuk juga meningkatkan akses kepada pembiayaan," tandas dia.

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya