3 Bulan Penanganan COVID-19, Pasien di RSMH Palembang Turun 40 Persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Sejak kasus COVID-19 di Sumatera Selatan (Sumsel) pertama kali terkonfirmasi, Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang menjadi RS rujukan utama. Sudah banyak orang silih berganti dirawat. Ada yang berhasil sembuh, tapi ada pula yang tidak tertolong akibat komorbit atau penyakit penyerta.
Kini penanganan COVID-19 di Sumsel sudah memasuki bulan ke tiga. Jumlah pasien yang dirawat di RSMH pun berangsur berkurang karena peningkatan pasien positif yang berhasil sembuh.
"Pada Juni ini kapasitas laboratorium kita sudah banyak, pemeriksaan sampel juga banyak, sehingga pasien sembuh cepat diketahui. Kasus kesembuhan pun jadi meningkat," ungkap Ketua Tim Penyakit Infeksi Emerging dari RSMH Palembang, dr. Zen Ahmad, Selasa (16/6).
1. Kapasitas ruang isolasi RSMH sempat penuh saat pasien meningkat
masa awal pandemik di Sumsel, RSMH hanya menyiapkan satu paviliun untuk menangani COVID-19. Yakni Paviliun Borang. Kapasitas isolasinya pun terbatas hanya lima tempat tidur untuk pasien. Seiring berjalannya waktu dan meluasnya sebaran virus membuat rumah sakit terpaksa membuka paviliun lain untuk menampung pasien.
"Akhirnya dibuka lagi Paviliun Ogan dengan 27 tempat tidur, Musi Elok, Lematang, dan Rawas. Sehingga total ada sekitar 60 tempat tidur. Selama ini tempat itu selalu terisi penuh," ungkap dokter Zen.
Baca Juga: [WANSUS] Menakar Alat PCR di RS Pusri Pinjaman Kementerian BUMN
2. Jumlah pasien berkurang 40 persen
Setelah penanganan ekstra, pasien pun berangsur membaik dan diperbolehkan pulang. Dokter Zen mengakui, beberapa ruangan sudah tidak penuh seperti sebelumnya. Kondisi ini menjadi kabar gembira pada penanganan COVID-19.
"Setelah banyak pasien sembuh, artinya beberapa ruangan saat ini sudah minimal. Yang masih penuh cuma Paviliun Ogan dan Borang. Untuk di paviliun lain tetap ada yang dirawat, tetapi tidak penuh. Sekitar 40 persen yang berkurang," ungkap dia.
Baca Juga: Puncak Kasus COVID-19 di Sumsel Diprediksi Terjadi Pertengahan Juli
3. RSMH tidak perlu lagi kirim sampel ke BBLK
Zen juga mengakui, pihaknya juga telah menggunakan alat tes PCR sendiri milik rumah sakit dengan jumlah periksa hingga 100 sampel per hari. Hal itu membuat pihaknya semakin cepat melakukan periksa swab tanpa perlu mengirimkan ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang.
"Kapasitas lab RSMH maksimal itu 300 sampel sehari, untuk pemeriksaan internal bisa kita kerjakan 100 sampel satu harinya. Saat ini semakin banyak RS memiliki alat tes swab sehingga yang mengirim ke BBLK jelas berkurang, stok BBLK yang lama juga dikirim ke Jakarta. Maka saat ini BBLK bisa cepat memeriksa sampel, sekitar 3-4 hari sudah selesai," beber dia.
Baca Juga: Perhatikan 5 Ciri Awal Penderita Diabetes