Sumsel Diguyur Hujan Saat Kemarau, Ini Penyebab Ilmiahnya
Stasiun Klimatologi petakan potensi banjir setelah kemarau
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Hujan lebat mengguyur beberapa daerah di Sumatra Selatan dalam tiga hari terakhir, meski sedang memasuki puncak musim kemarau. Menurut Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan di musim kemarau terjadi lantaran pergerakan cuaca yang mengakibatkan pasokan uap air di udara meningkat.
"Hujan dalam beberapa hari terakhir dikarenakan pasokan uap air bertambah banyak. Hal itu mengakibatkan pertumbuhan awan hujan yang cukup signifikan, diprakirakan terjadi dalam sepekan ini," ungkap Kasi Data dan Informasi dari BMKG SMB II Sumsel, Veronica Shinta Andriyani kepada IDN Times, Rabu (18/8/2021).
Baca Juga: Sumsel Masuk Musim Kemarau, BMKG Sebut Suhu Masih Normal
1. Faktor MJO dan IDO pengaruhi kemarau 2021
Menurutnya, hujan ini dipengaruhi gelombang Madden Julian Oscillation (MJO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) secara negatif. IOD menunjukkan suplai uap air dari Samudra Hindia sebelah timur Afrika ke perairan Sumatra.
Sedangkan faktor MJO berperan aktif di Indonesia bagian barat, sehingga ada sirkulasi angin tertutup di perairan Barat Sumatra dan konvergensi di wilayah timur Sumsel.
"Namun jika faktor penggerak cuaca tersebut atau yang lainnya tidak aktif lagi, maka kita akan kembali ke periode musim kemarau," ujar dia.
Baca Juga: Terbesar di Sumsel, 141 Ha Lahan di Ogan Ilir Terjadi Karhutla