Perubahan Iklim Bawa Pengaruh Negatif Produksi Padi di Sumsel
Pemprov Sumsel siapkan skema asuransi bantu petani
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Dampak perubahan iklim berdampak serius bagi hasil perkebunan dan pertanian di Sumsel. Meski dikenal sebagai wilayah lumbung padi, namun produksi padi Sumsel mengalami kemerosotan secara signifikan.
Produksi padi Sumsel tahun lalu mencapai 1,7 ton, atau menurun dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 2,73 juta ton. Penurunan produksi padi ini terjadi akibat kegagalan panen di sejumlah lahan pertanian pasang surut atau rawa.
"Kegagalan panen disebabkan karena hujan yang terus mengguyur dan membuat lahan pertanian terendam air," ungkap Kepala Dinas Pertanian, tanaman pangan, dan hortikultura, Sumatera Selatan, Bambang Pramono, Kamis (4/8/2022).
Baca Juga: 10 Hektare Lahan Rawa Gambut di Kabupaten OKI Terbakar
Baca Juga: Bengkulu Dikepung Banjir! Lima Kecamatan dan Ratusan Rumah Terendam
1. Lahan pertanian Sumsel berada di kawasan rawa
Bambang mencatat lahan pertanian di Sumsel ada sekitar 600.000 hektare (Ha), atau 72,2 persen sebagai kawasan rawa lebak dan rawa pasang surut. Kondisi perubahan iklim akan sangat berpengaruh secara serius terhadap kondisi pertanian yang ada.
"Meski dilanda kegagalan panen dan penurunan produksi, stok beras Sumsel masih surplus sekitar 900.000 ton," jelas dia.
Baca Juga: Ada 42 Anak Sungai, Palembang Ternyata Cuma Punya 1 Pintu Air