Munculnya Harimau Sumatera Jadi Alasan Lesunya Wisata Pagaralam
Sebulan terakhir pengunjung ke Pagaralam turun 10 persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Fenomena munculnya Harimau Sumatera di wilayah Kota Pagaralam dalam satu bulan ini, berdampak pada menurunnya geliat parawisata di Tanah Basemah tersebut.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel, Aufa Syahrizal menyatakan, memang dari kondisi yang terjadi saat ini secara langsung mempengaruhi pendapatan warga yang selama ini mengandalkan pemasukan dari sektor pariwisata.
"Padahal tempat kemunculan harimau itu di hutan lindung. Namun tetap saja membuat pengunjung ragu untuk berwisata ke Pagaralam. Masyarakat yang sudah ke sana takut karena tidak tahu informasi. Homestay akhirnya merasa rugi. Lalu pelaku usaha makanan juga terdampak," ujar Aufa, saat dihubungi IDN Times, Rabu (18/12).
1. Dinas Pariwisata Sumsel nilai kawasan hutan lindung jauh dari tempat wisata Pagaralam
Aufa melanjutkan, wisatawan yang biasanya ramai ke Grand Paradise, Dempo Park, dan kebun teh jadi takut untuk datang. Namun, sejak munculnya binatang buas tersebut, wisatawan yang ingin mendaki Gunung Dempo untuk sementara dilarang.
"Perlu dicatat, bahwa kejadian munculnya harimau bukan di kawasan wisata, tapi di hutan lindung, dan banyak warga yang beraktivitas di kawasan tersebut. Sedangkan kawasan Vila yang menjadi tempat wisata jauh dari hutan lindung itu. Pemkot Pagaralam sudah mengantisipasi, dengan mengeluarkan larangan pendakian," ujar dia.
Baca Juga: Lagi Berkebun, Harimau Sebesar Sapi Serang Petani Kopi di Pagaralam