Hotspot di Sumsel Meningkat Signifikan, Karhutla Menjadi Ancaman
El Nino diprakirakan memperparah kondisi kemarau
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatra Selatan (BPBD Sumsel) mengingatkan seluruh stakeholder dan masyarakat di Bumi Sriwijaya untuk berhati-hati dengan risiko kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Pada April 2023, pihaknya memetakan risiko Karhutla mengalami peningkatan dengan tingginya hotspot (titik panas).
"Terjadi peningkatan signifikan titik panas di Sumsel. Ini menjadi peringatan bagi para pemangku kepentingan baik masyarakat, pemerintah, perusahaan, dan pihak terakit lainnya, agar mewaspadai potensi kebakaran lahan," ungkap Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Sumsel, Rabu (10/5/2023).
Baca Juga: 200 Hotspot Muncul di Sumsel, Terbanyak Ada di Musi Rawas
Baca Juga: Antisipasi Kekeringan dan Karhutla, Pemprov Sumsel Izinkan TMC
1. April sebagai bulan peralihan musim kemarau
Ansori mencatat jumlah titik panas di Sumsel naik hingga 200 titik pada April. Jumlah itu menjadi yang tertinggi pada 2023, di mana pada Januari tercatat ada 54 titik, Februari 45 titik, dan Maret mencapai 91 titik.
Kondisi ini diperparah dengan prakiraan tahun 2023 akan masuk pada musim kemarau panjang. Hal ini dapat memicu kebakaran suatu waktu.
"Dalam delapan tahun terakhir, kenaikan titik panas selalu dimulai pada April, dan puncaknya terjadi pada Agustus atau September. Peningkatan ini dipengaruhi kondisi cuaca yang lebih kering," jelas dia.
Baca Juga: 3 Kabupaten di Sumsel Putuskan Siaga Karhutla Lebih Awal