TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Anggota Dewan Ditangkap BNN, Pengamat Politik: Memilukan dan Memalukan

Parpol tidak lihat track record di masa lalu

Oknum anggota DPRD Palembang, jadi oknum penyelundupan sabu (IDN Times/istimewa)

Palembang, IDN Times - Pengamat Politik Sumsel, Bagindo Togar, menanggapi oknum anggota DPRD Palembang, Doni Timur dari Komisi 1 yang mencoreng nama lembaga perwakilan rakyat karena tertangkap menyimpan narkoba jenis sabu.

Menurutnya, orang-orang yang duduk sebagai anggota Dewan haruslah memiliki kecakapan baik moral, intelegensi, dan psikologis yang baik. Bahkan Doni yang terkait jaringan peredaran narkoba antar pulau memalukan nama partai.

"Ini sangat memilukan sekaligus memalukan. Seharusnya menjadi anggota DPRD bisa merepresentasikan atau menjadi cerminan harkat masyarakat yang diwakilinya di lembaga legislatif. Justru ini sebaliknya, perilaku dan karakter tercela sudah melanggar hukum," ujarnya, Rabu (23/9/2020).

Baca Juga: Penjelasan KPU Palembang Soal Doni yang Residivis Bisa Nyaleg DPRD

1. Pengamat meyakini Doni terlibat jaringan pengedar

Tersangka Bandar Sabu Doni Timur diamankan BNN (IDN Times/Istimewa)

Doni kedapatan menyimpan 5 kilogram sabu dan 30.000 pil ekstasi. Ia juga terlibat dalam peredaran sabu lintas pulau, Sumatra-Jawa, sekaligus otak dari peredaran sabu di Palembang. Sebelum tertangkap, BNN berhasil mengamankan 43 kilogram sabu di Palembang dan Tasikmalaya dari jaringan Perusahaan Otobus (PO) Pelangi.

"Oknum anggota DPRD Kota Palembang ini bukan tergolong korban ataupun pemakai. Dapat dipastikan dia adalah pengedar atau bagian dari jaringan sindikat yang beroperasi di daerah ini," jelas dia.

Baca Juga: Doni Anggota DPRD Palembang Ternyata Resedivis Narkoba Saat Kuliah

2. Parpol jangan pilih kader karena aspek finansial dan kedekatan

Anggota DPRD Palembang, berinisial D diamankan sebagai bandar narkoba (IDN Times/Rangga Erfizal)

Bagindo Togar pun menyebutkan, Doni yang ternyata residivis sejak ia di bangku kuliah pada tahun 2012, mendorong publik mempertanyakan proses seleksi di partai politik (parpol). Jika hanya karena aspek finansial dan kedekatan elite parpol, Bagindo Togar menyayangkan sikap semacam itu.

"Kasus mengejutkan publik Palembang ini sepantasnya menjadi catatan khusus dan pembelajaran penting untuk pengurus parpol, agar lebih ekstra selektif meloloskan dan memilih bakal calon anggota legislatif," jelas dia.

Bagindo Togar juga mendorong lembaga pemerintahan rutin melakukan tes urine, agar mengetahui jika ada anggota ataupun karyawannya menggunakan narkotika.

"Lembaga berwenang harus lakukan tes mendadak yang berkala demi terjaganya kualitas fisik, moral, dan psikologis," jelas dia.

Baca Juga: Anggotanya Ditangkap BNN, Dodi Reza: Mencoreng Partai Golkar

Berita Terkini Lainnya