TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tuah Demo UU Cipta Kerja, Momen Pundi Uang Bagi Pemulung Plastik

Berhasil kumpulkan plastik 30 kilogram dalam sehari

Ilustrasi pemulung Pemulung. (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Palembang, IDN Times - Unjuk rasa penolakan terhadap UU Cipta Kerja Omnibus Law di Palembang, menjadi berkah bagi pemulung plastik. Pedemo yang kelelahan dan membeli minuman, membuat penghasilan pemulung bertambah dibandingkan hari normal.

Seorang pengumpul botol air mineral, Anwar menyebut, ia tak perlu berkeliling ke sudut kota untuk mendapatkan plastik karena ada unjuk rasa. Jika dalam sehari ia hanya mengumpulkan 5 kilogram plastik, tapi saat momen unjuk rasa memberinya kesempatan untuk mengumpulkan hingga 30 kilogram plastik.

"Rezeki itu memang gak kemana, Insya Allah ada jalannya semua. Ini saya harus bahagia sekaligus sedih. Senang karena baru pertama kali gerobak saya penuh, sedihnya melihat mahasiswa yang demo panas meminta keadilan," katanya kepada IDN Times, Rabu (7/10/2020).

Baca Juga: 4 Tuntutan Mahasiswa Sumsel Tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja 

1. Berhasil kumpulkan botol plastik 30 kilogram dalam waktu singkat

Demonstrasi UU Cipta Kerja di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Pantauan IDN Times di lapangan, massa unjuk rasa dari berbagai perguruan tinggi di Palembang hadir di Simpang 5 DPRD Sumatra Selatan (Sumsel) sejak pukul 13:00 WIB. Massa memblokade Jalan POM IX untuk menyampaikan aspirasi penolakan UU Cipta Kerja Omnibus Law yang disahkan DPR RI, Selasa (6/10/2020) malam.

Namun di balik aksi yang terjadi, ada cerita menarik dari Anwar. Selama dirinya mencari sampah dan memulung, momen demo menjadi berkah dan pundi uang yang berlebih. Waktu normal, Anwar tidak mampu mengumpulkan botol plastik hingga gerobaknya penuh.

"Biasanya sampai tiga hari seperti ini, sebab kalau penuh butuh sekitar 30 kilogram. Bersyukur juga walaupun situasi begini," ujar ayah dua anak itu.

2. Plastik dijual mulai dari Rp700 per kilogram

Pemulung plastik di tengah Demonstrasi UU Cipta Kerja di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Selama 15 tahun ia mencari nafkah dari botol plastik, momen semacam ini pertama kali ia rasakan karena mendapat botol banyak dengan waktu yang singkat. Tinggal di Jalan Aerobik Palembang, Anwar menjual barang yang ia kumpulkan seharga Rp1.200 per kilogram.

"Harga jual beda-beda. Kalau botol gelas mineral ini cuma Rp700 per kilogram, kalau yang botol 600 ml Rp1.200, dan kalau yang besar lagi Rp2.000," ungkapnya.

Baca Juga: Mahasiswa Tegaskan Massa Pembawa Molotov dan Sajam Adalah Penyusup

Berita Terkini Lainnya