TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jatuh Pingsan Jadi Risiko Terparah Pasca Vaksinasi COVID-19

Bahkan kemungkinan itu terjadi hingga 1:1.000.000 orang

Ilustrasi vaksinasi COVID-19 (ANTARA FOTO/Jojon)

Palembang, IDN Times - Efek samping vaksinasi COVID-19 masih banyak dipertanyakan oleh masyarakat di Palembang. Menjawab rasa penasaran tersebut, Ahli Mikrobiologi Sumatra Selatan (Sumsel), Prof Yuwono menyampaikan dampak terparah setelah vaksinasi dan bagaimana cara mengantisipasinya.

"Anafilaksis atau jatuh pingsan, sangat mungkin terjadi setelah vaksinasi. Tetapi perbandingannya adalah untuk 1:1.000.000 orang," ujar Yuwono di RS Pusri Palembang setelah vaksinasi COVID-19, Senin (25/1/2021).

Setiap lokasi vaksinasi sebaiknya menyediakan ruangan perawatan anafilaksis. Tersedia obat-obatan untuk berbagai penyakit, termasuk jantung.

"Sediakan oksigen dan bagaimana cara memasukkan obat segera untuk mengatasi reaksi yang tidak diinginkan," timpalnya.

Baca Juga: Polda Sumsel Pastikan Dokter JF Meninggal karena Jantung

1. Efek samping tidak hanya terjadi pada kasus vaksinasi COVID-19

Ilustrasi ruang vaksinasi COVID-19 di RS Pusri Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Yuwono menerangkan, efek samping vaksinasi tak hanya terjadi dalam hal COVID-19. Namun dalam vaksinasi lain dapat terjadi pada seseorang dalam kondisi anafilaksis. Yuwono memaklumi jika publik ragu karena vaksinasi COVID-19 merupakan hal baru.

"Semua vaksin itu ada efek samping, paling ringan sebatas alergi atau demam. Perbandingannya juga sama, satu banding sejuta. Intinya sebelum vaksin ada screening, dari sana sudah dicek bagaimana kondisi tubuh," terang dia.

2. Ingatkan screening dilakukan dengan kehati-hatian

Direktur RS Pusri Palembang, Prof Yuwono sedang mengecek ruang vaksinasi COVID-19 (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Yuwono mendorong agar tenaga medis yang melakukan vaksinasi menjalankan fungsinya dengan penuh hati-hati dan teliti.

"Hal penting saat vaksin yang perlu diperhatikan adalah kehati-hatian. Betul-betul cek seseorang, seperti tidak ada darah tinggi, kalau ketika screening belum lolos, baru nanti saat normal dijadwalkan (vaksinasi) lagi," kata Yuwono.

Baca Juga: Punya Riwayat Jantung, Ahli Sebut Dokter JF Tak Seharusnya Vaksinasi

Berita Terkini Lainnya