TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Disdik Sumsel Serahkan Keputusan Masuk Sekolah ke Pemda Setempat

#HidupBersamaCorona Aturan bisa berubah saat #NormalBaru

Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Selatan (Disdik Sumsel) Riza Fahlevi (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Palembang, IDN Times - Dinas Pendidikan Sumatera Selatan (Disdik Sumsel) menyerahkan keputusan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), atau membuka kembali sekolah bagi tingkat SMA/SMK, langsung ke pemerintah di masing-masing daerah (Pemda).

"Tahun ajaran baru akan dimulai Juli, mungkin masih di tengah pandemik COVID-19 dan sepertinya dalam kondisi normal baru. Jadi silakan sekolah di daerah untuk berkoordinasi dengan Gugus Tugas daerah setempat, tergantung situasi dan zona. Apakah dilakukan KBM daring atau tatap muka," ungkap Kepala Disdik Sumsel, Riza Fahlevi, Kamis (11/6).

Sebagai informasi, pengelolaan SMA/ SMK menjadi wewenang dan tanggung jawab di tingkat provinsi. Berbeda halnya dengan tingkat SD dan SMP yang sedari awal berada di bawah Pemerintah Kota dan Kabupaten.

Baca Juga: Hasil Uji Swab, 25 Orang Klaster Pasar Kebon Semai Positif COVID-19

1. Keputusan KBM di sekolah butuh musyawarah jelas

ilustrasi belajar online (IDN Times/Mela Hapsari)

Riza mengatakan, siswa dan siswi di SMA/SMK se-Sumsel diminta aktif berkoordinasi dengan pihak sekolah. Serta mengikuti perkembangan rapat komite dengan wali murid. Hal ini agar keputusan KBM daring atau tatap muka bisa terkonfirmasi dengan jelas.

"Perlunya musyawarah untuk daerah yang berzona merah, kuning, maupun hijau. Keputusannya menadji wewenang daerah. Bagi sekolah yang mau menerapkan sistem masuk ganjil-genap, atau satu kelas dibagi dua, silakan. Atau dengan shift pagi dan siang juga boleh. Asal tetap menerapkan protokol kesehatan," kata dia.

2. Disdik Sumsel berpesan agar jenjang SMK tidak terlalu lama belajar di rumah

Ilustrasi belajar.IDN Times/Dokumen

Disdik Sumsel telah menginstruksikan KBM atapun kegiatan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), kepada kepala SMA/SMK melalui Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) se-Sumsel, agar selalu menerapkan protokol kesehatan.

Selain itu, Reza mendorong siswa di SMK tidak terlalu lama belajar melalui virtual atau daring. Sebab SMK merupakan jenjang vokasi yang memerlukan praktik dan adaptasi pelajaran.

"Terutama antar sumber daya manusia (SDM) dalam dunia usaha maupun industri. Tapi yang paling ditengkapkan melengkapi sarana dan prasarana, tempat cuci tangan, desinfektan, atau lainnya menggunakan dana BOS,” ujarnya.

Baca Juga: Mana yang Efektif Cegah Penyebaran COVID-19, Face Shield atau Masker?

3. Disdik Palembang sedang membahas situasi dengan Gugus Tugas daerah

Koordinator Pencegahan Gugus Tugas COVID-19, Ahmad Zulinto (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Kepala Disdik Palembang, Ahmad Zulinto menjelaskan, pihaknya masih harus melihat perkembangan kasus COVID-19 sebelum memutuskan jadwal masuk sekolah bagi siswa tingkat TK hingga SMP.

"Kalau terus naik untuk apa dibuka sekolah. Artinya belajar dari rumah akan diperpanjang. Kegiatan sekolah berakhir pada 29 Mei, diperpanjang lagi sampai 15 Juni hingga masa ajaran baru pada 13 Juli. Tetapi kami akan konsultasi lagi dengan Gugus Tugas," tambahnya.

4. Wawako Palembang sebut anak-anak bukan ajang percobaan

Wakil Wali Kota Palembang sekaligus Ketua PMI Palembang, Fitrianti Agustinda (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Wakil Wali Kota (Wawako) Palembang, Fitrianti Agustinda atau Finda menegaskan, Pemerintah Kota (Pemkot) sangat berhati-hati memutuskan jadwal masuk sekolah. Menurutnya, Pemkot Palembang masih harus melihat perkembangan kasus COVID-19.

"Anak-anak bukan ajang coba-coba, mungkin ada sektor lain yang dibuka , tapi kan dilihat dulu seperti apa. Kalau masuk sekolah banyak pertimbangan, makanya kita tegaskan sekolah masih jarak jauh hingga waktu yang belum kita tetapkan," terang dia.

Baca Juga: Kenali 9 Tipe Chat Ini, Bisa Buktikan Seseorang Sedang Berbohong

Berita Terkini Lainnya