Ketika Harimau Sumatra Masuk ke “Hutan Beton” di Kota Solok
Sudah 14 hari sejak tim berusaha evakuasi Harimau Sumatra
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Padang, IDN Times - Warga kota Solok, Sumatra Barat (Sumbar) khususnya di Nagari Kuncir dan Kampung Jawa, tak tenang tidur atau menjalankan aktivitas sehari-hari. Sebab ada satu individu Harimau Sumatra yang diduga sedang berkeliaran.
Kamera perangkap dan tiga unit box trap atau kandang jebak, sudah dipasang oleh petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam Resor Konservasi Wilayah (BKSDA RKW) VIII Barisan Solok di beberapa titik. Upaya penghalauan sudah tak mungkin lagi dilakukan.
Laporan pertama kemunculan Harimau Sumatra ini diterima BKSDA setempat pada 6 April 2022 sekitar pukul 08.00 WIB. Laporan itu diteruskan oleh petugas Damkar dan Babinkamtibmas Kampung Jawa. Isi laporannya terkait penemuan jejak kaki yang mirip dengan telapak Harimau Sumatra.
Keesokan harinya, petugas RKW VIII Barisan Solok langsung meluncur ke Nagari Kuncir setelah satu ekor sapi milik warga setempat ditemukan mati. Meski akhirnya warga menyimpulkan kematian itu diakibatkan oleh Harimau Sumatra.
Usai melakukan verifikasi lapangan atas laporan-laporan yang masuk, petugas RKW VIII Barisan Solok memasang kamera di sekitar lokasi temuan jejak. Satu ekor Harimau Sumatra tertangkap kamera di Nagari Kuncir. Dugaan sementara, harimau itu berjenis kelamin betina dewasa.
Baca Juga: Warga Solok Geger Ada Harimau Turun Gunung Dekati Perkotaan
1. Turun dari hutan lindung Kuncir dan Laing
Petugas RKW VIII Barisan Solok menyimpulkan berdasarkan titik kemunculan Harimau Sumatra dan kondisi topografi, diduga harimau Sumatra ini turun dari Kawasan hutan lindung Kuncir dan Laing.
Tindakan penanganan konflik seperti upaya penggiringan atau penghalauan tak mungkin dilakukan, mengingat lokasi konflik berada di kawasan perkotaan. Jika upaya ini dilakukan, Harimau Sumatra dikhawatirkan bukan Kembali ke hutan lindung Kuncir dan Laing melainkan masuk ke pemukiman padat penduduk.
Pantauan di lapangan, lokasi kandang jebak yang dipasang sangat berdekatan dengan pemukiman warga. Tingkat kecemasan warga yang berada di sekitar lokasi konflik sangat tinggi. Mereka takut jika sewaktu-waktu hal ini menimbulkan korban jiwa.
Kepala BKSDA Sumbar, Ardi Andono kepada IDN Times menjelaskan, proses penangkapan dan evakuasi merupakan jalan satu-satunya saat ini. Harimau Sumatra itu sudah bergeser ke perkampungan, bahkan sudah sampai ke perkotaan. Jika dilakukan penghalauan, ditakutkan Harimau Sumatra itu semakin bergeser ke pemukiman yang padat penduduk.
“Sudah terindifikasi Harimau Sumatra. Mulai dari Pemerintah Kota dan tokoh masyarakat ikut serta membantu penanganan konflik ini. Pemasangan kamera dan kandang jebak sudah dilakukan. Kita berharap semua aman dan terkendali dan tak ada korban jiwa,” kata Ardi, Selasa (19/42022).
Ia menjelaskan, sifat Harimau Sumatra tidak akan menyerang warga kecuali dalam kondisi terluka atau merasa terancam. Begitu pula jika seekor harimau sedang melindungi anak-anaknya dari ancaman manusia.
Baca Juga: BKSDA Sumsel Sita Harimau, Beruang, dan Rusa yang Diawetkan
Baca Juga: Jalan Tol Penghubung Sumsel-Jambi Bakal Dibangun Terowongan Harimau